“Hal yang akan selalu saya ingat di kegiatan ini adalah semangat persatuan sesama warga Indonesia di perantauan yang menunjukkan citra baik Indonesia di Selandia Baru tanpa memandang agama, ras, suku, maupun golongan, sehingga buka bersama ini berjalan dengan sukses”, ujar Radya.
Baca Juga: Bershalawat, Warga Binaan Lapas Purwodadi Latihan Rebana Isi Waktu Luang Jelang Berbuka Puasa
Kegiatan buka puasa bersama LUMA pertama kali diadakan pada 2019 dan kembali aktif pada 2022 pasca berakhirnya pembatasan sosial akibat Covid-19. Namun kegiatan di tahun ini jauh lebih meriah seiring dengan kembalinya para pelajar yang datang ke Selandia Baru, setelah sebelumnya terhalang penutupan perbatasan.
Fiza Rahman, General Secretary dari LUMA menyampaikan bahwa buka bersama yang diselenggarakan anggota PPI Selandia Baru dan warga Indonesia sangat berkesan baginya. Hadirnya Indonesia sebagai tuan rumah kegiatan ini pun turut membuka wawasan umat muslim lain tentang budaya berbuka puasa di Indonesia.
“Luar biasa! Saya bisa melihat mereka (PPI Selandia Baru) dapat menyelenggarakan buka puasa bersama dengan sangat baik, dan didukung dengan komunitas warga Indonesia. Yang terbaik dari semuanya adalah, kita semua pulang dengan perut kenyang! Mereka memperkenalkan makanan khas Indonesia kepada umat muslim dari berbagai negara, jadi kami dapat mengenal budaya Indonesia dengan lebih baik,” kata Fiza yang berkebangsaan Malaysia ini.
Pada kesempatan ini, turut hadir berbagai elemen masyarakat di sekitar Lincoln, baik dari pelajar, staf pengajar, hingga serta masyarakat dari negara lain yang menikmati makanan khas Indonesia seperti rendang, sambal terong, bakso bakar, martabak manis, dan lain sebagainya.
Selain memperkenalkan makanan Indonesia, acara ini juga memiliki misi untuk menggelar buka puasa yang ramah lingkungan. Dalam kegiatan ini, jamaah diminta untuk membawa botol minum sendiri, sehingga mengurangi sampah plastik. Selain itu sampah juga dipilah berdasarkan beberapa kategori, sehingga dapat didaur ulang.
Turut hadir dalam buka puasa bersama di Lincoln University adalah President Lincoln University International and Cultural Society (LUICS) James Budiarto bersama jajaran pengurus LUICS. Mereka menyampaikan dukungan atas kolaborasi yang dilakukan PPI Selandia Baru di Lincoln University dengan LUMA.
“Sebagai warga Indonesia yang juga dipercaya memimpin LUICS, organisasi mahasiswa internasional di universitas ini, saya senang bisa bertemu dan mendengarkan beragam cerita tradisi saudara-saudara muslim yang ada disini. Saya harap kita dapat selalu bersatu meski memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda”, pungkas James.
Selain berbuka puasa bersama, Ramadan kali ini juga diisi warga Indonesia dengan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan Masjid Indonesia. Upaya-upaya pembangunan masjid yang sudah dimulai sejak tahun lalu, semakin diperkuat selama Ramadan.
“Kami memanfaatkan momen Ramadan ini dengan mengajak jamaah UMI Wellington untuk semakin giat saling membantu dalam penggalangan dana pembangunan Masjid Indonesia di Wellington,” ujar Leon Armand, yang juga merupakan Ketua Panitia Pembangunan Masjid Indonesia di Wellington.
Baca Juga: Pemkab Demak Gelar Membatik Massal Sekaligus Menunggu Buka Puasa
UMI Wellington berencana akan melakukan tabligh akbar yang diselenggarakan secara daring dan luring untuk menggalang dana pembangunan Masjid.
Hal ini bukan perkara mudah, mengingat harga tanah dan properti di Wellington sangat tinggi, sehingga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mewujudkan pembangunan Masjid Indonesia.
Meskipun tidak mudah, namun umat Muslim Indonesia di Selandia Baru tetap mengupayakan dengan berbagai daya upaya agar pembangunan Masjid Indonesia dapat terlaksana.
Masjid Indonesia di Wellington menjadi kebutuhan warga yang sangat penting, mengingat generasi muda muslim Indonesia membutuhkan tempat yang dapat dijadikan pusat beribadah dan pendidikan keislaman di Wellington.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.