BEIJING, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri China Qin Gang mengaku bahwa pihaknya ingin mengambil peran dalam upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Qin menyebut Beijing akan terus mendesak perundingan damai dan memberikan "kebijaksanaan China" untuk penyelesaian politis.
Hal tersebut disampaikan Qin dalam sebuah konferensi keamanan di Beijing, Selasa (21/2/2023).
Dalam kesempatan ini, Qin menyebut pemerintah China khawatir perang Rusia-Ukraina yang berlangsung hampir setahun akan berkembang "tak terkontrol."
Baca Juga: Tiga Negara Ini Disebut Paling Diuntungkan dari Perang Ukraina, Ada India dan China
"Pada saat bersamaan, kami meminta negara-negara terkait untuk segera berhenti menyiramkan minyak ke api," kata Qin dikutip Associated Press.
"Berhenti menyalahkan China, dan berhentilah mengobarkan isu (tentang invasi) bahwa Ukraina hari ini, Taiwan besok," lanjutnya.
Qin Gang diyakini merujuk Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya yang getol menyokong Ukraina lewat bantuan militer sejak awal perang. China sendiri menolak menyalahkan Rusia atas perang di Ukraina, tetapi menegaskan diri selalu mendukung penghormatan kedaulatan negara lain.
China dan Rusia pun diketahui menyelaraskan kebijakan luar negeri untuk melawan AS. Sebelum invasi ke Ukraina, Presiden China Xi jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengikrarkan kemitraan "tanpa batas."
"China sangat khawatir tentang eskalasi situasi (di Ukraina) dan kemungkinan bahwa itu akan tak terkontrol," kata Qin.
Ia menambahkan, pemerintahan Xi Jinping telah mengajukan sejumlah proposal untuk "meredakan situasi dan de-eskalasi krisis". Namun, Qin tidak menjelaskan lebih lanjut proposal yang dimaksud.
Baca Juga: Zelenskyy Minta China Tidak Pasok Senjata ke Rusia: Bisa Terjadi Perang Dunia Ketiga
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.