Keempatnya ditangkap pada pada Desember lalu setelah menggunakan istilah Korea Selatan yang didengar oleh agen Korea Utara di ruang tunggu kereta api.
Mereka menggunakan dialek Korea Selatan untuk kata yang diterjemahkan sebagai madu.
Mereka diperintahkan untuk bekerja di tambah batu bara, setelah kasus ini ditangani oleh Komite Partai Buruh Korea tingkat provinsi.
Dilaporkan Radio Free Asia, menggunakan dialek Seoul saat ini tengah menjadi tren bagi pemuda Korea Utara.
Namun, rezim Kim Jong-un melihat hal itu sebagai upaya kontra revolusioner.
Baca Juga: Datang ke Indonesia Hari Ini, PM Malaysia Anwar Ibrahim akan Tandatangani 8 Nota Kesepahaman
“Fenomena penggunaan ‘aksen boneka’didefinisikan oleh Komite Pusat sebagai tindakan bersimpati yang tak termaafkan dengan plot menyusup ke ideologi dan budaya borjuis,” ujar salah seorang warga di Hamgyong Utara.
Apa yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa pihak berwenang semakin memperkuat pendirian mereka terkait hal itu.
Pasalnya permintaan maaf tertulis dari orang yang tertangkap dengan menyatakan bahwa mereka tak akan menggunakan dialek tersebut di masa lalu sudah cukup untuk mengakhiri masalah ini.
Tapi kini, warga mengatakan Pemerintah Korea Utara telah memerintahkan tindakan balasan yang kuat, dan mengatakan fenomena penggunaan aksen Korea Selatan adalah kejahata kontra-revolusioner yang dapat menghancurkan negara.
Sumber : Mirror
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.