BANGKOK, KOMPAS.TV — Pemimpin negara-negara forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik APEC yang beranggotakan 21 negara memulai pertemuan puncak dua hari di ibu kota Thailand pada hari Jumat, (18/11/2022) di tengah isu perang di Ukraina, persaingan kekuatan besar di Asia, dan krisis global kekurangan pangan dan energi, inflasi dan gangguan rantai pasokan.
"Jelas bahwa ini merupakan tahun yang penting dan menantang di banyak bidang," kata Thani Thongphakdi, sekretaris tetap Kementerian Luar Negeri Thailand seperti laporan Associated Press, Kamis, (17/11/2022).
“Seluruh kawasan APEC, bersama dengan ekonomi global, masih terhuyung-huyung akibat dampak Covid-19 dan pulih di tengah kesengsaraan, ketegangan, dan krisis ekonomi yang sedang berlangsung yang memengaruhi semua aspek kehidupan kita,” kata Thongphakdi.
Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping akan hadir di KTT usai KTT G20 Bali.
Sementara para pemimpin APEC bergulat dengan isu-isu mendesak ini, para pejabat Thailand berharap mengarahkan mereka menuju solusi jangka panjang.
"Apa yang akan kami lakukan adalah membuat semua ekonomi menyepakati serangkaian target ... mitigasi perubahan iklim, perdagangan dan investasi berkelanjutan, konservasi sumber daya lingkungan dan, tentu saja, pengelolaan limbah," kata Cherdchai Chaivaivid, direktur jenderal dari Departemen Urusan Ekonomi Internasional Thailand.
"Ini adalah pertama kalinya APEC akan membicarakan hal ini, dan pertama kalinya kami akan membuka babak baru tentang bagaimana perdagangan, bisnis, investasi harus dilakukan."
Didirikan pada tahun 1989, misi resmi APEC adalah untuk mempromosikan integrasi ekonomi regional, yang berarti menetapkan pedoman untuk pengembangan kawasan perdagangan bebas jangka panjang.
Baca Juga: Kremlin Puas dengan Deklarasi KTT G20, Ini Poin yang Sempat Jadi Perdebatan Sengit
Sebagian besar pekerjaan APEC bersifat teknis dan inkremental, dilakukan oleh pejabat senior dan menteri, meliputi bidang-bidang seperti perdagangan, pariwisata, kehutanan, kesehatan, pangan, keamanan, usaha kecil dan menengah, serta pemberdayaan perempuan.
Sektor swasta juga merupakan pemain utama, dengan Dewan Penasihat Bisnis APEC mengadakan KTT CEO APEC mulai hari Kamis, (17/11/2022)
Pemimpin dunia akan membahas dengan komunitas bisnis tentang masalah termasuk keberlanjutan dan pertumbuhan inklusif.
Dalam praktiknya, dampak KTT APEC tahunan berasal dari pertemuan para pemimpin 21 ekonomi di kedua sisi Samudera Pasifik untuk pembicaraan bilateral dan kesepakatan-kesepakatan sampingan.
Kontingen Amerika Latin berasal dari Chili, Meksiko, dan Peru. Anggota lainnya adalah Australia, Brunei, Kanada, Cina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Malaysia, Selandia Baru, Papua Nugini, Filipina, Rusia, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden tidak hadir tahun ini. Putin menghindari forum internasional di mana dia akan dihujani kritik atas invasinya ke Ukraina.
Sementara Biden akan menjadi tuan rumah pernikahan cucunya di Gedung Putih dan mengirim Wakil Presiden Kamala Harris untuk mewakilinya di Bangkok.
Itu membuat Presiden Xi Jinping dari China, yang bersaing kuat dengan AS untuk pengaruh di Asia Tenggara, sebagai bintang tamu di pertemuan APEC.
Baca Juga: KTT G20 Usai, Media Barat Soroti Kecaman Pemimpin Dunia ke Rusia dan Adanya Perpecahan
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.