KAIRO, KOMPAS.TV - Arab Saudi menolak ancaman Amerika Serikat secara bilateral, termasuk pernyataan "tidak berdasarkan fakta" setelah OPEC+ pekan lalu memutuskan memangkas target produksi minyak meskipun ada keberatan Amerika Serikat seperti laporan Bloomberg, Kamis, (13/10/2022).
Arab Saudi menegaskan keputusan itu diambil secara konsensus anggota OPEC Plus karena keputusan pemotongan produksi melayani kepentingan konsumen dan produsen.
Keputusan OPEC+ diadopsi melalui konsensus, mempertimbangkan keseimbangan penawaran dan permintaan, dan bertujuan untuk membatasi volatilitas pasar, tegas Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan hari Kamis, (13/10/2022) seperti laporan Bloomberg.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden awal pekan menyuarakan ancaman dengan menjanjikan "akan ada konsekuensi" untuk hubungan Amerika Serikat dengan Arab Saudi setelah OPEC+ mengatakan pekan lalu akan memangkas target produksi minyaknya sebesar 2 juta barel per hari.
OPEC+, kelompok produsen yang terdiri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak OPEC plus sekutu yang mencakup Rusia, mengumumkan target produksi barunya setelah berminggu-minggu melobi pejabat AS terhadap langkah tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN hari Selasa, (12/10/2022) Biden mengulangi kemarahan AS atas langkah tersebut. Dia mengatakan akan ada "beberapa konsekuensi untuk apa yang telah mereka lakukan".
Baca Juga: Biden Kini Janjikan Konsekuensi Bagi Arab Saudi Karena Opec Plus Abaikan Permintaan AS
Biden bersumpah untuk terlibat dengan anggota Kongres, beberapa di antaranya menyarankan untuk melarang penjualan senjata ke Arab Saudi, dan mengatakan sudah waktunya bagi AS untuk memikirkan kembali hubungannya dengan kerajaan Arab Saudi.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi, mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, menekankan "konteks ekonomi murni" dari pemotongan produksi minyak OPEC+.
"Pemerintah Kerajaan Arab Saudi pertama-tama ingin menyatakan penolakan totalnya terhadap pernyataan-pernyataan yang tidak didasarkan pada fakta, dan yang didasarkan pada penggambaran keputusan OPEC+ di luar konteks ekonomi murni," katanya.
Sumber : Kompas TV/Straits Times/Bloomberg
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.