JAKARTA, KOMPAS.TV - Perempuan dan anak perempuan membayar harga tertinggi dalam semua krisis ekonomi yang melanda suatu negara.
Krisis politik dan ekonomi telah merusak kehidupan, harapan, dan masa depan perempuan serta anak perempuan. Akibatnya, mereka menjadi kesulitan untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Terbaru, negara Inggris berada dalam situasi sulit ketika mata uang mereka, poundsterling, berada dalam titik terendah sepanjang sejarah terhadap dollar AS. Hal ini terjadi setelah kepercayaan manajemen ekonomi dan aset Inggris menguap.
Dikutip dari Evening Standard, perempuan di Inggris terpaksa menjadi pekerja seks setelah putus asa mencari uang di tengah krisis biaya hidup.
Baca Juga: Selain Sri Lanka dan Inggris, Ini Daftar Belasan Negara yang Alami Krisis Ekonomi
Jumlah panggilan ke English Collective of Prostitutes, sebuah organisasi pekerja seks akar rumput, telah melonjak sepertiga musim panas ini. Krisis biaya hidup sekarang mendorong perempuan menjadi pekerja seks dengan berbagai cara, baik di jalan, di tempat, maupun online.
"Secara keseluruhan apa yang kami lihat adalah orang-orang datang ke pekerjaan itu dari tempat yang putus asa," kata juru bicara English Collective of Prostitutes Niki Adams.
Yang juga masih berlangsung di Sri Lanka, yang dinyatakan negara bankrut, juga mengalami nasib tragis. Di bawah krisis ekonomi besar-besaran yang melanda negara tersebut, para wanita terjun ke dunia prostitusi.
Mereka yang semula bekerja di industri tekstil, telah didorong ke dunia gelap karena takut diberhentikan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.