ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Banjir parah yang menerpa Pakistan tiga bulan belakangan telah menewaskan setidaknya 1.061 orang. Jumlah korban jiwa dikhawatirkan bertambah mengingat banyak wilayah di kawasan pegunungan Pakistan masih terisolasi akibat banjir yang memutus akses jalan dan jembatan.
Banjir Pakistan, disebabkan oleh hujan muson dan disebut diperparah oleh pencairan gletser yang lebih cepat, dianggap sebagai “malapetaka iklim serius.”
Menteri Perubahan Iklim Pakistan Sherry Rehman bahkan memperingatkan bahwa sepertiga wilayah negara itu berisiko terendam air.
Rehman menegaskan bahwa Pakistan sedang “berada di titik nol dari garis depan peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem.”
Horrifying footage from S. #Pakistan today of entire building washed away by floods. Over 935 people killed, more than 33 million affected, worst natural disaster for country in decades: pic.twitter.com/aO6ZMlQycf
— Joyce Karam (@Joyce_Karam) August 26, 2022
“Kita mungkin akan melihat seperempat atau sepertiga Paksitan terendam air. Kita mengalami malapetaka iklim serius, salah satu yang tersulit pada dekade ini,” kata Rehman dikutip The Guardian, Minggu (28/8/2022).
“Kita berada dalam momen di titik nol dari garis depan peristiwa-peristiwa cuaca ekstrem, di tengah jeram yang tak henti-hentinya dari gelombang panas, kebakaran hutan, banjir bandang, berbagai gejolak danau gletser, peristiwa kebanjiran, dan sekarang muson monster dekade ini tak henti-hentinya mendatangkan malapetaka di seantero negeri,” lanjutnya.
Baca Juga: Banjir Bandang Pakistan Tewaskan 1.000 Orang Lebih, Disebut Bencana Kemanusiaan Terburuk Dekade Ini
Rehman menyatakan, pemanasan global membuat gletser di wilayah pegunungan utara Paksitan mencair lebih cepat dibanding sebelumnya, memperparah dampak hujan lebat.
Pakistan sendiri dilaporkan memiliki 7.532 gletser, lebih dari negara mana pun di kawasan bersalju Asia Tengah.
Simon Bradshaw dari Dewan Iklim Australia menyebut kondisi tersebut membuat Pakistan menjadi salah satu negara yang paling terdampak cuaca ekstrem terkait perubahan iklim.
Banjir parah Pakistan pun membuat Islamabad meminta bantuan internasional. Bencana ini disebut memperparah situasi ekonomi Pakistan yang sudah buruk.
“Di kemudian hari, saya harap tidak hanya Dana Moneter Internasional (IMF), tetapi komunitas internasional dan lembaga-lembaga internasional untuk mencerna tingkat kehancuran ini (akibat banjir),” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari.
“Saya belum pernah melihat kehancuran dengan skala seperti ini. Sulit mengungkapkannya dengan kata-kata… ini besar sekali,” lanjutnya.
Bhutto-Zardari menambahkan, banjir muson menyebabkan banyak tanaman pertanian yang menyangga kehidupan Pakistan musnah.
Baca Juga: Jutaan Orang Terdampak Banjir di Pakistan, 300 Anak Meninggal Dunia!
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.