Kompas TV internasional kompas dunia

Menteri Lingkungan Jerman Mengutuk Bencana Ekologis di Sungai Oder, Puluhan Ton Ikan Mati

Kompas.tv - 15 Agustus 2022, 05:37 WIB
menteri-lingkungan-jerman-mengutuk-bencana-ekologis-di-sungai-oder-puluhan-ton-ikan-mati
Ikan mati mengapung di perairan dangkal di sungai perbatasan Jerman-Polandia, Sungai Oder, dekat Genschmar, Jerman timur, Jumat, 12 Agustus 2022. (Sumber: The Associated Press.)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

WARSAWA, KOMPAS.TV — Menteri Lingkungan Jerman Steffi Lemke mengatakan kematian massal ikan di Sungai Oder adalah bencana ekologis dan belum diketahui berapa lama waktu yang dibutuhkan sungai untuk pulih.

Steffi Lemke berbicara hari Minggu (14/8/2022) di sebuah konferensi pers bersama Menteri Lingkungan Polandia, Anna Moskwa, setelah pertemuan di Szczecin, sebuah kota Polandia di Sungai Oder.

Oder mengalir dari Ceko ke perbatasan antara Polandia dan Jerman sebelum mengalir akhirnya ke Laut Baltik. Pada minggu lalu, ditemukan sepuluh ton ikan mati di sungai tersebut, tetapi Mokswa mengatakan penyebab kematian massal masih belum ditentukan.

Baca Juga: Ditjen Imigrasi Minta Akomodir Permohonan Tanda Tangan pada Paspor Desain Baru yang Ditolak Jerman

“Sejauh ini, setidaknya 150 sampel air dari Sungai Oder telah diuji. Tak satu pun dari penelitian telah mengkonfirmasi adanya zat beracun. Pada saat yang sama, kami menguji ikan. Tidak ada merkuri atau logam berat lainnya yang ditemukan di dalamnya," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Dia mengatakan beberapa sampel air Sungai Oder sedang dikirim ke laboratorium asing untuk diuji sekitar 300 zat. Kedua menteri mengatakan mereka sekarang fokus  untuk melakukan apa yang mereka bisa untuk membatasi kerusakan ekosistem sungai.

Baca Juga: Penjelasan Ditjen Imigrasi tentang Paspor Baru Indonesia yang Ditolak Jerman, Sedang Diurus

Lemke menyarankan bahwa pihak berwenang Jerman tidak cukup cepat disiagakan setelah ikan mati terdeteksi di Polandia dan mengatakan komunikasi antara kedua negara harus ditingkatkan.
 




Sumber : The Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x