Ethiopia, bersama dengan tetangga Somalia dan Kenya, menghadapi kekeringan terburuk dalam empat dekade terakhir di Tanduk Afrika.
Ribuan orang di seluruh wilayah meninggal karena kelaparan atau sakit tahun ini. Prakiraan untuk minggu-minggu mendatang menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya, musim hujan kelima berturut-turut akan gagal terwujud.
Jutaan ternak, basis kekayaan dan ketahanan pangan banyak keluarga, telah mati.
"Jutaan rumah tangga akan berjuang untuk mengatasi guncangan ini di Ethiopia," menurut penilaian baru oleh Jaringan Sistem Peringatan Dini Kelaparan.
Baca Juga: Rusia Kian Dikecam usai Dituduh Serang Pelabuhan Odessa setelah Kesepakatan Ekspor Gandum Ukraina
"Kebutuhan bantuan makanan berada pada tingkat rekor, di mana hingga 15 juta orang membutuhkan bantuan makanan," kata lembaga tersebut.
Sementara satu pengiriman tidak akan menyelesaikan krisis, Program Pangan Dunia masih menggembar-gemborkannya sebagai "langkah penting" dalam membawa gandum Ukraina keluar dari negara itu ke negara-negara yang paling parah terkena dampak.
Pejabat Ethiopia tidak menanggapi permintaan komentar.
Pada 22 Juli 2022, Rusia dan Ukraina yang ditengahi oleh Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, menandatangani kesepakatan di Istanbul untuk membuka kembali tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam guna melanjutkan ekspor gandum yang sempat macet akibat perang Ukraina-Rusia.
Untuk mengawasi proses tersebut, Pusat Koordinasi Gabungan di Istanbul resmi beroperasi pada 27 Juli 2022.
Pusat koordinasi itu dijalankan oleh perwakilan dari tiga negara dan PBB untuk memungkinkan pengangkutan bahan makanan dan pupuk komersial dengan menggunakan kapal dagang.
Kapal pertama berangkat dari Pelabuhan Odessa di Ukraina menuju Tripoli di Libanon pada 1 Agustus lalu. Kapal tersebut membawa 26.527 ton jagung.
Sumber : Anadolu/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.