YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Lebih dari 708.000 orang membuntuti penerbangan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan, Selasa (2/8/2022). Data ini diungkap oleh Flightradar24, layanan pelacakan penerbangan yang berbasis di Swedia.
Pelosi sendiri terbang ke Taipei dari Kuala Lumpur dengan menggunakan pesawat Boeing C-40C Angkatan Udara AS dengan nomor penerbangan SPAR19.
Menurut keterangan Flightradar24, pesawat yang mengangkut pejabat AS itu bertolak dari Kuala Lumpur pada pukul 15.42 sore waktu setempat. Pesawat kemudian mendarat di Bandara Internasional Songshan, Taipei malam waktu setempat atau sekitar pukul 21.50 WIB.
Jumlah pengguna yang melacak penerbangan SPAR19 memecahkan rekor Flightradar24. Sebanyak 708.000 orang yang membuntuti penerbangan Nancy Pelosi menjadi jumlah pelacakan terbanyak sepanjang sejarah layanan tersebut.
Isu kunjungan Pelosi ke Taipei sendiri disorot secara luas oleh media-media internasional sehubungan tensi China-AS soal Taiwan. Sehingga, penerbangannya ke Taipei turut mengundang minat besar.
Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang berkhianat dan jika perlu harus dianeksasi secara paksa. Beijing juga telah berulangkali memperingatkan AS bahwa jika Pelosi mengunjungi Taipei, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China tidak akan tinggal diam.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sesuai prinsip Satu China. Kunjungan pejabat AS sekaliber Pelosi dianggap akan mendorong Taipei berupaya meresmikan kemerdekaan de facto yang selama ini dimiliki.
Baca Juga: Ketua DPR AS Nancy Pelosi Mendarat di Taipei Malam Ini, Jet Tempur China Melintas di Selat Taiwan
Hanya dalam hitungan jam setelah Pelosi mendarat di Taipei, Komando Palagan Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China dilaporkan langsung menggelar operasi militer di sekitar Taiwan mulai Selasa (2/8) malam.
Peta penerbangan Flightradar24 menunjukkan bahwa pesawat yang mengangkut Nancy Pelosi memilih menghindari Laut China Selatan. Sehubungan dengan isu kunjungannya ke Taiwan, Beijing meningkatkan aktivitas militer di perairan tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.