YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Panjat pinang jadi salah satu permainan yang kerap dilombakan ketika perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia atau HUT RI. Bagaimana sejarah panjat pinang?
Merujuk pada buku Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal karya Fandy Hutari, permainan panjat pinang lekat dengan tradisi di China.
Rianto Jiang, pengamat sejarawan dan budayawan yang namanya disebut dalam buku itu, mengatakan panjat pinang populer di wilayah China bagian selatan,seperti Fukien, Guangdong dan Taiwan.
Dalam bahasa China, panjat pinang yang disebut dengan qiang gu pertama kali tercatat pada zaman Dinasti Ming (1368-1644). Perlombaan itu sempat dilarang ketika masa pemerintahan Dinasti Qing (1636-1912) karena menyebabkan banyak korban jiwa.
Adapun ketika Jepang menduduki Taiwan pada 1895, panjat pinang kembali populer di Festival Hantu, salah satu acara tradisional tahunan.
"Yang harus dipanjat bukan hanya setinggi pohon pinang, tapi berupa satu bangunan dari pohon pinang dan kayu lain yang setara dengan gedung bertingkat empat," tulis Fandy.
Baca Juga: Laba Pertamina Melejit, tapi Kalah Jauh dengan Petronas Malaysia, Ini Perbandingannya
Sejarah & Kontroversi Panjat Pinang di Indonesia
Masih dalam buku yang sama, panjat pinang di Indonesia disebut sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Merujuk beberapa literatur, Fandy menyebut ajang ini sudah digelar sejak tahun 1930-an.
"Permainan panjat pinang kerap digelar orang-orang Belanda saat mereka mengadakan hajatan, seperti pernikahan, kenaikan jabatan atau pesta ulang tahun," tulis Fandy.
Saat itu panjat pinang hanya diikuti oleh kaum pribumi, sementara orang Belanda duduk sebagai penonton. Peserta memperebutkan makanan seperti keju dan gula, sesuatu yang tergolong mewah bagi penduduk lokal.
Secara filosofis, lomba panjat pinang telah menimbulkan kontroversi. Dalam buku dijelaskan bahwa ada kubu yang menentang panjat pinang karena pelaksanaannya dianggap mencederai nilai-nilai kemanusiaan.
"Mereka beranggapan bahwa panjat pinang hanyalah suatu kejahilan penjajah saja terhadap pribumi. Tujuan mereka (Belanda) tentu saja mendapat hiburan dan tawa."
Sementara kutub pendukung lomba ini menganggap panjat pinang sebagai representasi kerja keras dan perjuangan, belajar kerjasama dan ajang kekompakan.
"Jika hadiah panjat pinang diibaratkan kemerdekaan, maka panjat pinang punya makna filosofis yang mendalam," kata Fandy dalam bukunya.
Baca Juga: Hizbullah Ancam Serang Israel di Wilayah Sengketa Ladang Gas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.