Kesepakatan tersebut akan bertahan selama 120 hari dengan koordinasi bersama dan pusat pengawasan ditetapkan di Istanbul. Pusat itu akan berisi staf dari PBB, Turki, Rusia, dan Ukraina.
Kesepakatan itu juga bisa diperbarui jika kedua pihak mencapai persetujuan.
Blokade gandum Ukraina telah menyebabkan krisis pangan global karena produk dengan bahan gandum seperti roti dan pasta semakin mahal. Begitu juga harga minyak untuk masak dan pupuk.
Amerika Serikat (AS) meminta Rusia untuk cepat bertindak, dengan juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menegaskan sangat penting untuk menghindarkan dunia dari ketidakamanan dan kekurangan gizi yang lebih dalam.
Sebelumnya, Shoigu mengungkapkan, kesepakatan akan menjadi solusi untuk memulai proses ini di kemudian hari.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun menegaskan bahwa kesepakatan tersebut akan menjadi langkah awal untuk mengakhiri perang.
Baca Juga: Miris, Prajurit Rusia Akui Hanya Diberi Latihan Lima Hari sebelum Dikirim Perang ke Ukraina
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasikan bahwa negaranya memiliki gandum senilai 10 miliar dolar AS atau setara Rp149 triliun untuk dijual.
Namun, ia memperingatkan bahwa Moskow dapat terlibat dalam provokasi untuk mendiskreditkan upaya Ukraina dan internasional.
“Tetapi kami percaya pada PBB,” ujarnya.
Ia juga menyerahkan kepada PBB bagaimana untuk menjamin kesepakatan tersebut.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.