Lulusan Fakultas Hukum Universitas Ceylon Sri Lanka ini dikenal punya basis massa yang kuat di kalangan kelas menengah urban.
Meskipun demikian, Ranil Wickremesinghe juga tak luput dari dugaan korupsi. Ia dituduh terlibat dalam skandal penipuan di bank sentral Sri Lanka.
Saat menjadi perdana menteri lagi pada 2015-2019, Wickremesinghe juga dituduh melindungi dinasti Rajapaksa. Wickremesinghe dan Rajapaksa memanglah rival politik, tetapi memiliki kedekatan personal selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Kisah Rajapaksa, Dipaksa Mundur dari Negeri yang Bangkrut
Wickremesinghe dituduh melindungi Rajapaksa dari kasus dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia. Investigasi terhadap klan Rajapaksa pun akhirnya terhenti dan tidak menghasilkan apa pun sejauh ini.
Karier politik Ranil Wickremesinghe sempat terhenti usai ia mengundurkan diri dari pos perdana menteri pada 2019. Waktu itu, namanya tercoreng oleh kekecewaan publik.
Platform politiknya, UNP pun terpecah usai sekelompok anggota parlemen memisahkan diri dan membentuk kelompok politik baru.
Perpecahan itu menjadi titik terendah sepanjang sejarah UNP. Bahkan, pada 2020, Wickremesinghe hampir tidak memperoleh suara dalam pemilihan parlemen.
Wickremesinghe akhirnya sukses menjadi wakil satu-satunya UNP di parlemen berkat mekanisme non-voting yang memastikan satu kursi untuk partainya.
Meskipun demikian, periode terjal tersebut dilalui Wickremesinghe hingga menjadi perdana menteri (lagi) pada Mei lalu. Ia menempati kursi yang ditinggalkan Mahinda Rajapaksa, kakak dari mantan presiden, Gotabaya.
Seiring demonstrasi besar-besaran yang dipicu krisis ekonomi, Gotabaya Rajapaksa kebingungan mencari suksesor Mahinda karena para pemimpin oposisi menolak pos tersebut.
Baca Juga: IMF Sebut Negara-negara Ini Akan Masuk Resesi yang Dalam, Penyebabnya Embargo Gas Rusia
Wickremesinghe kemudian ditugasi membantu upaya Sri Lanka keluar dari krisis ekonomi parah. Ia diminta melancarkan negosiasi dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Akan tetapi, kondisi Sri Lanka yang bangkrut membuat demonstrasi semakin tak terkendali. Pada awal Juli lalu, demonstran menyerbu kediaman Rajapaksa dan Wickremesinghe, mendesak mereka mundur. Kediaman Wickremesinghe bahkan dibakar massa.
Walaupun telah dipilih parlemen, sosok Wickremesinghe tak disukai oleh publik Sri Lanka yang tak terima negaranya dilanda krisis.
Situasi semakin runyam karena presiden interim itu sudah berikrar mengambil tindakan keras melawan demonstrasi rusuh. Demonstran anti-pemerintah disebutnya sebagai “fasis” dan “ekstemis.”
Sejauh ini, opini publik Sri Lanka terhadap penunjukan Ranil Wickremesinghe disebut cukup negatif. Demonstran menuntutnya mundur karena ikut membela dinasti Rajapaksa yang diduga korup.
“Ranil Wickremesinghe juga harus mundur karena dia membela sistem korup ini. Dan dia juga telah gagal selama lima kali menjadi perdana menteri,” kata Romo Jeevantha Peiris, seorang pendeta Katolik yang menjadi pemimpin aksi protes.
“Sebagai warga negara, kami tak menerimanya. Kami tidak butuh pemimpin korup lainnya,” lanjutnya.
Baca Juga: Setelah Bangkrut, Sri Lanka Bisa Jadi Negara Gagal, Ini Penjelasannya
Sumber : Kompas TV/The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.