KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky murka setelah serangan rudal Rusia ke Kota Vinnytsia di Ukraina, Kamis (14/7/2022).
Serangan rudal itu dilaporkan telah membunuh 20 orang termasuk tiga anak-anak.
Zelensky pun mengungkapkan aksi Rusia itu sebagai pembuka aksi terorisme.
Ia juga meminta agar pengadilan terhadap invasi Rusia ke Ukraina segera digelar.
Baca Juga: Pemberontak Pro-Rusia Segera Ekskusi Mati Prajurit Inggris, Bakal Dilakukan Secara Rahasia
Serangan pada tengah hari itu terjadi di kota yang berjarak ratusan kilometer dari garis depan.
Serangan Rusia itu juga terjadi saat para pejabat Uni Eropa berkumpul di Den Haag untuk membahas kejahatan perang di Ukraina.
“Ada delapan roket, dua mengenai pusat kota. 20 orang telah tewas, termasuk tiga anak. Ada banyak orang yang terluka,” kata Zelensky dikutip dari The Moscow Times.
Zelensky pun sempat meminta dilakukan mengheningkan cipta, sebelum mendesak pejabat Eropa dan Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) untuk menggelar pengadilan khusus atas invasi Rusia.
“Saya percaya tak dapat dihindari bahwa Mahkamah Pidana Internasional akan membawa pertanggungjawaban kepada mereka yang bersalah atas kejahatan di bawah yurisdiksinya: kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida,” tuturnya.
Baca Juga: Menkeu AS Larang Rusia Datang ke Pertemuan G20 di Bali, Bertekad Hancurkan Ekonomi Moskow
ICC sendiri sudah membuka penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang di Ukraina, beberapa hari setelah pasukan Moskow menyerbu.
Mereka juga telah mengirim lusinan penyelidik ke Ukraina untuk mengmpulkan bukti.
Rusia mulai melakukan penyerangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
Sejak itu ribuan orang telah tewas, kota-kota di Ukraina hancur dan jutaan orang dipaksa mengungsi dari rumah mereka.
Sumber : The Moscow Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.