TOKYO, KOMPAS.TV - Polisi Jepang menemukan benda yang diyakini sebagai bekas peluru di sebuah bangunan, kurang lebih 90 meter dari lokasi pembunuhan eks Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Rabu (13/7/2022).
Peluru itu diduga berasal dari tembakan pertama yang nyaris meleset.
Sementara peluru tembakan kedua, yang dilesakkan beberapa detik kemudian, berpengaruh fatal ke tubuh Abe ketika eks PM Jepang periode terlama itu berbalik menunjukkan reaksi atas letupan pertama.
Tersangka, Tetsuya Yamagami, 41, ditangkap di lokasi kejadian, Jumat (8/11). Ia bakal ditahan hingga tiga minggu untuk penyelidikan, sebelum jaksa memutuskan apakah akan mendakwanya dengan pasal pembunuhan.
Polisi mengatakan mereka percaya peluru dari tembakan pertama menghantam dinding setelah gagal mengenai Abe dan menembus kendaraan pemilu yang terparkir di dekatnya.
Bekas peluru di dinding dan di kendaraan, kata polisi, menunjukkan bahwa mereka ditembakkan dari senjata yang sama.
Sementara itu, polisi juga menyita senjata rakitan yang digunakan tersangka untuk membunuh Abe. Pistol laras ganda 40 sentimeter (16 inci) yang terbuat dari dua pipa besi itu dirancang untuk melepaskan beberapa peluru per tembakan, kata polisi.
Polisi juga menyita beberapa senjata serupa lainnya dari apartemen tersangka.
Baca Juga: Pertempuarn Hebat Meletus di Meksiko, Polisi vs Kartel Bersenjata Senapan Mesin dan Sniper
Otoritas dan media setempat mengungkap motif tersangka yang mengaitkan hubungan Abe dengan Gereja Unifikasi. Tersangka kesal karena sumbangan besar-besaran ibunya ke gereja itu membuat keluarganya miskin.
Pembunuhan Abe menjelaskan hubungan Abe bersama partai pemerintahannya dengan Gereja Unifikasi, kelompok agama yang dikenal konservatif dan anti-komunis serta mengampanyekan pernikahan massal.
Tomihiro Tanaka, Kepala Gereja Unifikasi cabang Jepang, mengonfirmasi pada Senin (11/7) bahwa ibu Yamagami adalah anggota.
Tanaka menyanggah keanggotaan Abe, tetapi mengakui bahwa Abe mungkin telah berbicara dengan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan gereja.
Baca Juga: Protes Kewajiban Hijab, Perempuan Iran Demonstrasi Lepas Jilbab
Pekan ini, polisi juga memeriksa sebuah bangunan yang terkait dengan gereja di Nara, usai pengakuan tersangka pada penyidik bahwa ia telah menguji coba pistol rakitannya, sehari sebelum pembunuhan.
Mereka menemukan beberapa lubang pada dinding kantor di sebelahnya yang tidak terkait dengan gereja, tetapi mungkin diyakini tersangka sebagai bagian dari gereja, kata polisi.
Terlepas dari itu, pembunuhan Abe telah mengguncang Jepang, salah satu negara teraman di dunia dengan beberapa undang-undang senjata paling ketat.
Polisi mengakui kemungkinan penyimpangan dalam pengamanan Abe dan mengumumkan rencana pembentukan satuan tugas untuk meninjau ulang prosedur keselamatan.
Baca Juga: PBB Prediksi Jumlah Penduduk India akan Lebihi China, Indonesia disalip Nigeria dan Pakistan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.