Baca Juga: Rusia Apresiasi Presidensi G20 Indonesia, Sebut Kehadiran Putin di KTT G20 Bergantung Situasi Ini
Mencoba untuk menempuh jalan tengah, presiden G20 tahun ini, Indonesia, mencoba menjembatani kesenjangan yang mungkin terjadi, dengan menyusun agenda yang tidak bersifat memecah belah atau politis.
Indonesia berusaha tetap netral dalam menangani serangan Rusia ke Ukraina, di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat menjaga pernyataan dan komentarnya.
Jokowi adalah pemimpin Asia pertama yang mengunjungi negara-negara yang bertikai, dan atas desakan Barat, mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke KTT G20 pada November bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, berharap untuk menenangkan semua pihak dan membatasi gangguan terhadap agenda forum.
Masih belum jelas apakah keduanya akan hadir, meskipun topik itu pasti akan dibahas pada pertemuan para menlu.
Tetapi seperti yang sering terjadi, peserta terbesar akan mengendalikan narasi serta pesan, dengan China, Rusia, dan AS berjuang untuk supremasi atas narasi pertemuan tersebut.
Sementara Blinken tidak akan bertemu Lavrov dan belum bertemu dengan mitranya dari Rusia sejak sebelum perang Ukraina. Namun dia dijadwalkan akan bertemu Menlu China Wang Yi pada Sabtu (9/7/2022).
AS dan China berada pada perselisihan yang parah dan memburuk atas berbagai masalah mulai dari tarif, perdagangan dan hak asasi manusia hingga Taiwan dan perselisihan di Laut China Selatan.
Baca Juga: Menlu AS akan Bertemu Menlu China di Sela Acara G20, Tidak Ada Pertemuan Formal dengan Rusia
Para pejabat AS mengataka,n mereka tidak mengharapkan pertemuan pada Sabtu untuk menghasilkan terobosan apa pun mengenai masalah ini.
Tetapi menyatakan harapan bahwa pertemuan bisa menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dan menciptakan "pagar pembatas" untuk memandu dua ekonomi terbesar dunia saat mereka menavigasi masalah yang semakin kompleks dan berpotensi meledak.
Namun, pada Rabu (6/7/2022), China murka dan melancarkan serangan pedas terhadap AS dan NATO, hanya beberapa hari sebelum pertemuan G20 berlangsung.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China menyatakan bahwa Washington "mematuhi aturan internasional hanya jika dianggap cocok. (untuk kepentingan mereka sendiri)"
Juru bicara Kemlu China Zhao Lijian mengatakan "apa yang disebut tatanan internasional berbasis aturan sebenarnya adalah aturan keluarga yang dibuat oleh segelintir negara untuk melayani kepentingan AS sendiri."
Sementara Blinken bertemu dengan Wang, Menlu India, Indonesia dan Argentina di Bali, Lavrov juga memiliki agenda penuh.
Diplomat top Rusia itu telah bertemu Wang Yi pada Kamis dan menjadwalkan pembicaraan dengan antara lain para menlu dari Meksiko, Afrika Selatan dan Brasil.
adapun Menlu Inggris Liz Truss telah meninggalkan sebuah hotel di Bali pada Jumat, pulang ke London untuk menangani dampak dari pengunduran diri PM Boris Johnson.
Ada spekulasi bahwa politisi berusia 46 tahun itu berencana maju untuk kepemimpinan Partai Konservatif setelah pengunduran diri Johnson pada Kamis.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.