Kompas TV internasional kompas dunia

Serangan Rusia ke Ukraina Meningkat Usai Kunjungan Jokowi, Pengamat: Misinya Bukan Gencatan Senjata

Kompas.tv - 4 Juli 2022, 20:51 WIB
serangan-rusia-ke-ukraina-meningkat-usai-kunjungan-jokowi-pengamat-misinya-bukan-gencatan-senjata
Pengamat menyebut kunjungan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia bukan sekadar membawa misi gencatan senjata semata, tetapi tentang supply chain. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia bukan sekadar membawa misi gencatan senjata semata, tetapi tentang supply chain pangan.

Hal itu disampaikan oleh pakar hukum internasional, Hikmahanto Juwana, menanggapi meningkatnya eskalasi serangan Rusia ke Ukraina.

Menurutnya, gencatan senjata bukan sesuatu yang instan. Jika pun ada gencatan senjata, kata dia, ini bukan gencatan senjata yang ditandatangani oleh pemimpin dari dua negara yang bertikai.

“Ketiga, kita tahu bahwa kalau seperti ini mungkin ada rencana-rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya,” jelasnya dalam dialog Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Senin (4/7/2022).

“Tapi yang pasti, Bapak Presiden bukan membawa misi sekadar gencatan senjata. Tapi, Bapak Presiden bicara tentang supply chain pangan yang akan terganggu kalau perang ini terus berlanjut.”

Baca Juga: Soal Efektivitas Misi Damai Jokowi ke Ukraina dan Rusia, Pengamat: Ini Diplomasi Jangka Panjang


 

Menurutnya, ini merupakan hal cerdas yang dilakukan oleh Jokowi, dalam arti, tidak berbicara bahwa nantinya akan ada gencatan senjata atau tidak.

“Tetapi, Bapak Presiden minta, misalnya, ketika di Jerman, pertemuan G7 bicara soal supply chain pangan terkait dengan negara berkembang. Itu juga yang beliau bicarakan dengan Presiden Zelenskyy dan Presiden Rusia.”

Ia menambahkan, ketika berbicara tentang misi perdamaian, tentu tidak mendamaikan konflik yang muncul antara kedua negara ini.

Bahkan, kata dia, Jokowi tidak berbicara mengenai konflik antara Rusia dengan Amerika Serikat dan sekutunya di Ukraina tersebut.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x