NEW YORK, KOMPAS.TV - Deputi Utama Utusan Permanen Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dmitry Polyansky mengecam tindakan militer Israel di Damaskus, Suriah. Kecaman itu dilayangkan Polyanksy saat menghadiri rapat Dewan Keamanan PBB, Senin (20/6/2022).
Serangan udara yang dikecam Polyansky terjadi pada 10 Juni lalu. Waktu itu, Israel meluncurkan rudal yang menimbulkan kerusakan besar di bandara Damaskus.
“Situasi kemanusiaan (di Suriah) diperparah oleh insiden tragis yang merongrong keamanan. Serangan udara 10 Juni yang disinggung Martin Griffiths (Wasekjen PBB) di pinggiran Damaskus oleh pesawat Israel, yang mana merusak landasan pacu dan gedung bandara internasional ibu kota Suriah hingga mesti ditutup, menonjol dalam konteks ini,” kata Polyansky kepada forum Dewan Keamanan PBB dikutip TASS.
“Dampaknya, penerbangan-penerbangan lewat ibu kota (Damaskus), termasuk milik layanan udara PBB, harus ditangguhkan,” lanjutnya.
Baca Juga: Rusia Ngamuk ke Israel, Panggil Duta Besar Israel atas Serangan ke Bandara Suriah
Polyansky mendamprat kebijakan Tel Aviv yang dianggapnya membawa “konsekuensi serius” bagi warga Suriah. Ia juga menyebut serangan udara itu memperburuk eskalasi di kawasan Timur Tengah.
Polyansky pun menuduh senjata-senjata Barat yang dikirim ke Ukraina belakangan ini sebagian dimiliki oleh pemberontak Suriah di Idlib. Ia menuding senjata-senjata itu diselewengkan oleh “pejabat korup Ukraina.”
“Pasar gelap persenjataan yang memanas di Eropa telah menjadi harta karun untuk Islamis radikal di seluruh Timur Tengah,” klaim Polyansky.
Di lain sisi, diplomat Rusia itu juga menyalahkan sanksi Amerika Serikat (AS) yang dituduh menyebabkan krisis pangan dan bahan bakar di Suriah.
Polyansky mengeklaim sanksi-sanksi Washington terhadap rezim Bashar Al-Assad menyebabkan kelaparan dan macetnya berbagai layanan sosial.
Rusia sendiri membela rezim Assad sejak perang sipil Suriah meletus pada 2011 lalu.
Israel kerap mengirimkan serangan udara ke wilayah Suriah setelah berkoordinasi dengan Rusia terlebih dulu. Koordinasi militer ini disebut membuat sikap Tel Aviv atas invasi Rusia ke Ukraina cukup ambivalen.
Baca Juga: Ketika Foto Bicara Derita Perang di Dunia: dari Vietnam, Suriah, Palestina, hingga Ukraina
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.