GYEONGJU, KOMPAS.TV - Sebuah gambar yang memperlihatkan adanya nisan bertuliskan Internet Explorer di Korea Selatan, viral di media sosial.
Ternyata nisan tersebut dibuat oleh seorang insinyur yang mengaku menderita karena peramban atau browser tersebut.
Korea Selatan yang memiliki kecepatan internet rata-rata tertinggi di dunia, secara aneh masih tetap terikat dengan Internet Explorer hingga browser itu ditutup awal pekan ini, setelah 27 tahun beroperasi.
Nisan yang di atasnya terukir logo Internet Explorer “e” itu diletakkan di atap sebuah kafe di Gyeongju, wilayah sebelah selatan Korea Selatan.
Baca Juga: Nyeleneh, Trump Sebut Investigasi atas Kerusuhan Gedung Capitol Buang-Buang Waktu
“Ia merupakan alat yang bagus untuk mengunduh browser lainnya,” bunyi tulisan di dalam nisan tersebut dilansir dari Channel News Asia.
Sosok yang meletakkan nisan tersebut ternyata adalah seorang insinyur bernama Jung Kiyoung.
Gambar batu nisan itu pun menyebar cepat secara online, dengan pengguna situs media sosial Reddit telah memberi upvoting puluhan ribu kali.
Meski sempat mendominasi secara global, Internet Explorer dicerca secara luas dalam beberapa tahun terakhir karena kelambatannya dan gangguan-gangguan yang kerap terjadi saat menggunakannya.
Namun di Korea Selatan, sektor perbankan dan jual-beli online diwajibkan menggunakan browser itu hingga 2001, karena semua aktivitas daring semacam itu mengharuskan situs menggunakan ActiveX, plugin yang dibuat Microsoft.
Selain itu, Internet Explorer tetap menjadi browser standar untuk banyak situs pemerintah Seoul sampai baru-baru ini.
Jung yang merupakan insinyur perangkat lunak dan pengembang web, mengungkapkan dirinya tersiksa di tempat kerja karena masalah kompatibilitas yang melibatkan browser tersebut.
“Di Korea Selatan, saat melakukan pekerjaan pengembangan web, ekspektasinya adalah harus terlihat bagus di Internet Explorer, dibandingkan di Chrome,” katanya.
Laman yang terlihat bagus di browser lain, seperti Safari dan Chrome, bisa terlihat begitu buruk dan salah di Internet Explorer.
Hal itu yang kemudian membuatnya harus menghabiskan banyak waktu tambahan untuk memastikan kecocokan di browser tersebut.
Baca Juga: Brasil Akhirnya Konfirmasi Jasad yang Ditemukan di Hutan Amazon adalah Jurnalis Inggris yang Hilang
Jung pun menegaskan dirinya begitu senang dengan ditutupnya Internet Explorer.
Namun ia juga mengatakan dirinya benar-benar bernostalgia dan emosional tentang kematian browser itu, saat ia mengikat masa kejayaannya.
Itu menjadi salah satu alasan Jung terinspirasi mendirikan batu nisan.
Ia juga senang dengan respons atas gurauannya tersebut dan menegaskan ia dan saudaranya, yang merupakan pemilik kafe, berencana menempatkan nisan itu selamanya.
“Sangat menyenangkan bisa membuat orang lain tertawa,” ujarnya.
Sumber : Channel News Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.