LONDON, KOMPAS.TV - Intelijen Inggris mengungkapkan Rusia mulai kehabisan persenjataan dalam pertempuran di Ukraina.
Berdasarkan laporan intelijen dari Kementerian Pertahanan Inggris, Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan harus menggunakan rudal kuno dari era 1960-an.
Menurut laporan Kementerian Pertahanan Inggris, rudal tua itu memiliki tingkat ketidakakuratan yang sangat tinggi.
Laporan itu mengungkapkan, stok senjata presisi Rusia yang menipis membuat Putin terpaksa mengeluarkan senjata era Perang Dingin untuk digunakan di Ukraina.
Baca Juga: Biden Salahkan Zelensky atas Serangan Rusia ke Ukraina: Ia Tak Mau Dengar saat Kami Peringatkan
Pasukan Rusia dilaporkan menggunakan rudal Kh-22, yang pada awalnya ditujukan untuk menargetkan kapal induk yang menggunakan hulu ledak nuklir.
“Sejak April, bomber menengah Rusia akan meluncurkan puluhan Kh-22 peluncur udara era 1960-an, rudal anti-kapal berat untuk target di daratan,” bunyi laporan itu dilansir dari Express.
Menurut laporan tersebut, rudal dengan berat 5,5 ton itu dirancang untuk menghancurkan kapal induk menggunakan hulu ledak nuklir, tetapi sangat tak akurat.
“Ketika digunakan untuk serangan darat dengan hulu ledak konvensional, mereka sangat tak akurat, dan oleh karena itu dapat menyebabkan kerusakan tambahan yang signifikan dan korban sipil,” tutur Kementerian Pertahanan Inggris.
“Rusia kemungkinan menggunakan sistem senjata yang tak efisien karena kekurangan rudal modern yang lebih presisi, sementara pertahanan udara Ukraina masih menghalangi pesawat taktis untuk melakukan serangan di sebagian besar negara mereka,” tambahnya.
Baca Juga: Malangnya Mariupol, Terancam Wabah Kolera Usai Hancur karena Serangan Rusia
Pekan lalu, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Selain itu, Wallace juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov.
Pertemuan keduanya berfokus pada kelanjutan Inggris untuk memberikan perlengkapan operasional mematikan yang efektif untuk ancaman terhadap Ukraina.
Zelensky sendiri kemudian memuji dukungan yang diberikan Inggris, dan menyebut mereka sebagai 'teman sebenarnya'.
Sumber : Express
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.