Kompas TV internasional kompas dunia

China Murka, Tuntut Amerika Serikat Hentikan Perundingan Perdagangan dengan Taiwan

Kompas.tv - 2 Juni 2022, 17:17 WIB
china-murka-tuntut-amerika-serikat-hentikan-perundingan-perdagangan-dengan-taiwan
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti
Jubir Kemlu China, Zhao Lijian hari Kamis, (2/6/2022) mengatakan dialog perdagangan AS dan Taiwan mengganggu perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, seraya meminta Washington untuk menghentikan negosiasi perjanjian dengan Taiwan yang memiliki konotasi kedaulatan dan sifat resmi. (Sumber: AP Photo/Liu Zheng)

BEIJING, KOMPAS.TV — Pemerintah China pada Kamis, (6/2/2022) menuduh Washington membahayakan perdamaian setelah utusan Amerika Serikat memulai pembicaraan perdagangan dengan Taiwan yang bertujuan memperdalam hubungan dengan pulau berpemerintahan sendiri yang diklaim oleh Beijing sebagai bagian dari China.

Pembicaraan yang dimulai Rabu antara perwakilan dagang Taiwan dan AS itu mencakup perdagangan, regulasi, dan bidang lain berdasarkan "nilai bersama" sebagai ekonomi yang berorientasi pasar, menurut Kantor Perwakilan Dagang AS.

Pembicaraan tersebut tidak menyebutkan China dan menambah isyarat yang menunjukkan dukungan AS untuk Taiwan di tengah perilaku Beijing, yang mengancam untuk menyerang.

Juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian hari Kamis, (2/6/2022) mengatakan dialog perdagangan AS dan Taiwan "mengganggu perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," seraya meminta Washington untuk “menghentikan negosiasi perjanjian dengan Taiwan yang memiliki konotasi kedaulatan dan sifat resmi.”

Taiwan dan China berpisah tahun 1949 setelah perang saudara yang berakhir dengan kemenangan Partai Komunis yang berkuasa di daratan.

China dan Taiwan memiliki hubungan perdagangan dan investasi bernilai miliaran dolar tetapi tidak memiliki hubungan resmi. Beijing mengatakan Taiwan tidak memiliki hak untuk melakukan hubungan luar negeri.

Amerika Serikat memiliki hubungan diplomatik hanya dengan Beijing dalam kebijakan satu China, tetapi membangun hubungan informal yang luas dengan Taiwan.

Pemerintah AS oleh undang-undang federal wajib memastikan pulau Taiwan memiliki sarana untuk mempertahankan diri.

Baca Juga: China Bergerak, akan Bekerja Sama dengan Rusia Promosikan Demokrasi Melawan Monopoli Demokrasi AS

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen. Jubir Kemlu China Zhao Lijian hari Kamis, (2/6/2022) mengatakan dialog perdagangan AS dan Taiwan mengganggu perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, seraya meminta Washington untuk menghentikan negosiasi perjanjian dengan Taiwan yang memiliki konotasi kedaulatan dan sifat resmi. (Sumber: AP Photo/Chiang Ying-ying, File)

Zhao menuduh Washington mendorong sentimen di Taiwan demi mendeklarasikan kemerdekaan formal, sebuah langkah yang Beijing katakan sebelumnya akan menjadi alasan untuk invasi.

Perwakilan Dagang AS Katherine Tai membantah dan mengatakan, inisiatif perdagangan "dimaksudkan untuk mengembangkan cara-cara konkret untuk memperdalam hubungan ekonomi dan perdagangan" dan "meningkatkan prioritas perdagangan bersama berdasarkan nilai-nilai bersama," 

Taiwan adalah mitra dagang AS terbesar kesembilan dan pusat manufaktur penting untuk chip komputer dan produk teknologi tinggi lainnya.

Presiden Joe Biden pada 23 Mei saat mengunjungi Tokyo mengatakan Amerika Serikat akan melakukan intervensi militer jika China ingin menyerang Taiwan.

Biden mengatakan komitmen AS untuk membantu pulau itu mempertahankan diri "bahkan lebih kuat" setelah serangan Rusia ke Ukraina.

Hari Selasa, Senator AS Tammy Duckworth bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan menyatakan dukungan untuk pulau itu selama kunjungan keduanya dalam setahun ini ke Taiwan.

Hari Senin, China mengirim 30 pesawat militer ke wilayah garis pertahanan Taiwan dalam serangkaian penerbangan terbaru yang dipandang media Barat bertujuan mengintimidasi pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan mereka mengirim pesawat tempur dan menempatkan sistem rudal pertahanan udara dalam keadaan siaga.




Sumber : Kompas TV/Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x