KURDISTAN, KOMPAS.TV - Sekelompok arkeolog internasional pada pekan ini telah menemukan sebuah kota hilang berusia 3.400 tahun.
Menurut laporan yang diterbitkan pada pekan ini, kota hilang tersebut ditemukan di bawah Sungai Tigris, Kurdistan, Irak.
Para arkeolog pun langsung melakukan investigasi terkait kota hilang itu.
Desa tersebut diketahui berasal dari Zaman Perunggu, didirikan antara tahun 1475 SM dan 1275 SM.
Baca Juga: WHO Yakini Covid-19 di Korea Utara Makin Parah, Minta Pyongyang Buka Akses Informasi
Ketika itu Kekaisaran Mittanni memerintah atas wilayah Efrat-Tigris utara, muncul dari waduk Mosul, di Tigris, Kemune, pada awal tahun ini.
Kemunculan kota hilang itu diyakini karena kekeringan di wilayah tersebut membuat perairan lokal menyusut.
Pemukiman berinding bata itu terdiri dari istana, beberapa menara dan bangunan bertingkat serta stuktur yang besar.
Kota tersebut kemungkinan mewakili kota kuno Zakhiku, sebuah lokasi perdagangan bertingkat di Kerajaan Mitanni.
“Bangunan dan jalan yang besar sangat penting karena sejumlah besar barang pasti telah disimpan di dalamnya, mungkin di bawa dari seluruh wilayah,” kata Dr. Ivana Puljiz dari Universitas Freiburg dikutip dari New York Post.
Organisasi Arkelogi Kurdistan juga berkontribusi dalam penemuan itu terkait kolaborasi dengan Direktorat Barang Antik dan Warisan di Duhok.
Situs ini belum pernah diselidiki secara menyeluruh oleh arekolog sebelum tenggelam sekitar 40 tahun lalu ketika waduk Mosul dibangun.
Namun, hota hilang itu kembali muncul di permukaan setelah kekeringan parah di wilayah tersebut sejak Desember.
Hal itu memaksa masyarakat sekitar yang membutuhkan air tawar mengambil air dari bendungan.
Baca Juga: Malaysia Larang Ekspor Ayam, Warga Singapura Panik karena Nasi Ayam adalah Makanan Sehari-hari
Hanya selang beberapa hari, arkeolog dari Jerman dan Kurdi memulai penggalian dan kemudian memetakan kota hilang tersebut, sebelum adanya potensi kembali tenggelam.
Kota Zakhiku dihancurkan oleh gempa bumi sekitar 1350 SM.
Namun, para peneliti menemukan lebih dari 100 tablet berhuruf paku, beberapa masih terlipat di dalam amplop tanah liat, yang konon berasal dari periode setelah bencana.
Tulisan-tulisan itu bisa memberikan informasi berharga mengenai migrasi masyarakat dan akhir dari era Mittani.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.