ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, pihaknya masih keberatan aksesi Swedia dan Finlandia ke dalam NATO.
Hal tersebut disampaikan Erdogan dalam artikelnya untuk The Economist, Senin (30/5/2022) malam waktu Amerika Serikat (AS).
Erdogan menyorot aktivitas Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang diduga didukung Swedia dan Finlandia.
Ia menyebut, jika Stockholm-Helsinki diratifikasi masuk NATO, keterkaitan dua negara itu dengan PKK bisa menimbulkan risiko bagi Ankara dan NATO sendiri.
PKK sendiri merupakan entitas pemberontak yang telah memerangi Turki 38 tahun terkini. Perang antara Ankara lawan PKK telah menewaskan puluhan ribu jiwa.
Di luar negeri, PKK ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, serta Swedia dan Finlandia.
Akan tetapi, sikap Barat terhadap sayap militer PKK di Suriah, Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), cukup lunak sehingga memicu perselisihan antara Turki dengan anggota-anggota NATO lain.
Baca Juga: Jika Didesak Terima Swedia-Finlandia, Nasionalis Turki Beri Saran ke Erdogan: Keluar dari NATO
YPG sendiri berjasa membantu koalisi pimpinan AS memerangi ISIS di Suriah selama perang saudara.
“Turki tetap menganggap admisi Swedia dan Finlandia membawa risiko bagi masa depan dan keamanan organisasi ini (NATO),” tulis Presiden Erdogan dalam artikelnya di The Economist sebagaimana dikutip Associated Press.
Walaupun aksesi Swedia-Finlandia didukung penuh sebagian besar anggota NATO, Turki berpeluang menjadi penghalang. Pasalnya, admisi anggota mesti diratifikasi oleh seluruh anggota NATO.
Turki sendiri menyampaikan sejumlah tuntutan sebelum menyetujui duo Skandinavia itu gabung aliansi. Di antaranya adalah mengeksradisi tokoh-tokoh yang diduga Ankara terkait “aktivitas teroris” PKK.
Juga, Erdogan menuntut Swedia dan Finlandia mengakhiri embargo senjata ke Turki yang disebutnya “tak sesuai spirit kemitraan militer.”
Swedia dan Finlandia merupakan salah dua negara yang menetapkan pembatasan ekspor pertahanan ke Turki sejak 2019.
Penyebabnya adalah serangan Turki ke timur laut Suriah yang bertujuan memukul mundur YPG.
Baca Juga: Turki Tangkap Pemimpin Terbaru ISIS Abu al-Hassan al-Hashimi al-Qurayshi di Istanbul
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.