Pada 23 Mei 2021, menjelang akhir penerbangan dari Sacramento ke San Diego, seorang pramugari meminta Quinonez untuk mengencangkan sabuk pengamannya, memasang meja nampannya dan "memakai masker wajahnya dengan benar", kata jaksa.
Quinonez menggunakan teleponnya untuk merekam pramugari dan mendorong wanita itu, kata jaksa. Serangan meningkat dari sana, seperti yang direkam dalam video oleh penumpang lain.
Quinonez, yang duduk di kursi lorong, berdiri dan meninju wajah petugas beberapa kali, menurut video tersebut.
Dia juga menjambak rambutnya sebelum petugas itu bisa bergerak kembali ke lorong. Beberapa penumpang meraih pakaian Quinonez untuk mencoba menghentikannya.
Jaksa mengatakan pramugari, yang tidak disebutkan namanya dalam dokumen pengadilan, dibawa ke rumah sakit dengan cedera termasuk mata bengkak, lengan memar dan luka di bawah matanya yang harus dijahit.
Mereka mengatakan dia juga memiliki tiga gigi yang gompel, dua di antaranya harus ditutup dengan lapisan gigi buatan.
Menurut dokumen pengadilan, Quinonez meminta hukuman penjara potong masa tahanan, sementara jaksa meminta Quinones empat bulanberada di dalam penjara dan enam bulan kurungan rumah.
Baca Juga: Wow, Kim Kardashian Biayai Penerbangan Pemain Sepak Bola Perempuan Afghanistan ke Inggris
Dalam menjatuhkan hukuman yang lebih lama, Robinson "sangat mempertimbangkan perlunya pencegahan secara umum", kata Jaclyn Stahl, asisten pengacara AS, dalam sebuah email.
"Dia menjelaskan para korban termasuk tidak hanya korban pramugari dan Southwest Airlines tetapi semua penumpang di pesawat hari itu dan pramugari yang bekerja di industri itu," kata Stahl.
Dalam sebuah surat tertanggal 18 Mei dan ditujukan kepada Robinson, perwakilan Southwest mengatakan perusahaan ingin hukuman itu berfungsi sebagai pencegah perilaku berangasan dan kekerasan dalam penerbangan.
Surat itu mengatakan tim eksekutif perusahaan mendengar dari "pramugari yang tak terhitung jumlahnya" yang merasa selalu diserang selama pandemi, masa penuh kekhawatiran seputar perjalanan publik, yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
"Apa yang terjadi pada Penerbangan 700 benar-benar mengerikan," tulis Sonya Lacore, wakil presiden di Southwest.
"Dalam 20+ tahun karir saya di Southwest, saya belum pernah melihat penyerangan yang tidak dapat dimaafkan dan kejam terhadap seorang pramugari oleh seorang penumpang. Lebih buruk lagi, insiden itu direkam dalam video dan ditayangkan di saluran televisi dan media," jelasnya.
"Video penyerangan itu masih membuatku muak," tambahnya.
Sumber : Kompas TV/The New York Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.