Perlu waktu lebih dari 20 tahun, tetapi Charn mengatakan dia akhirnya merasa telah secara emosional menerima kematian istrinya dan bisa menjalani kremasi.
Dia juga khawatir tentang implikasi hukum dari menyimpan mayat di rumah seseorang karena ilegal melakukannya di Thailand.
"Dulu saya khawatir suatu hari polisi akan datang dan menanyakan jenazahnya," katanya.
Disegel dalam peti mati putih, tubuh kekasihnya telah menjadi tulang belulang ketika relawan dari Phetkasem Foundation Bangkok menjawab panggilan untuk membantu kremasi pada 29 April.
Charn tidak pernah membuka peti mati istrinya. Dia mengatakan tidak ada bau yang keluar dari peti mati dan dia percaya formalin yang digunakan untuk persiapan pemakaman tahun 2001 mengawetkan tubuh mendiang istrinya.
"Kami tidak memberi tahu siapa pun, jadi tidak ada yang tahu," katanya.
Baca Juga: Kisah Cinta 1.300 Tahun dari Kota Pelabuhan Jeddah, Gerbang Haji Puluhan Generasi dari Penjuru Bumi
Dia terasing dari putra-putranya, yang berusia 40-an dan tidak pernah tinggal bersamanya di rumah yang ditumbuhi vegetasi dan dikotori dengan bahan bangunan, sangat kontras dengan bungalo besar di lingkungan itu.
Pensiunan itu tidur di gudang kedua yang kecil, sementara kandang beton menampung enam anjing dan dua kucingnya. Charn menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merawat mereka.
Ketika ditanya apakah dia pernah takut menjaga jasad sang istri, Charn berkata: "Tidak, saya tidak pernah takut karena saya mencintainya."
Charn, yang pernah bekerja di perusahaan farmasi, memiliki gelar di bidang farmasi. Dia belajar pengobatan tradisional Tiongkok dan belajar sendiri untuk berbicara bahasa Inggris.
Dia tidak ingat kapan dia pensiun, atau ketika dia mendapatkan gelar sarjana hukum.
Baca Juga: Kisah Cinta Penuh Drama Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip
Charn berkata dirinya belajar hukum untuk mempersenjatai diri dengan pengetahuan hukum, jika jasad istrinya ditemukan dan dia harus mempertahankan diri secara hukum.
Pada saat kremasi hari Sabtu, (14/5/2022), Charn terlihat sangat emosional sepanjang upacara dan mengatakan kesedihannya tidak kurang dari 21 tahun yang lalu.
"Tetapi saya merasa yakin inilah saatnya dan saya merasa damai meskipun saya menangis," katanya.
Abu Jirawan sekarang disimpan dalam guci di gudang dan Charn terus duduk di dekat pintu setiap kali ingin berbicara dengan Jirawan.
Jejak bayangan di lantai ubin biru gudang adalah satu-satunya pengingat di mana peti mati itu dulu ditempatkan.
Charn masih memikirkan istrinya setiap hari, mengatakan, "Dia masih hidup dalam perasaanku."
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.