BANGKOK, KOMPAS.TV — Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand yang mempelopori upaya negara itu untuk mendekriminalisasi ganja, hari Rabu, (11/5/2022) mengumumkan, pemerintah akan mendistribusikan 1 juta tanaman ganja atau cannabis secara gratis, saat sebagian besar pembatasan hukum atas produksi dan kepemilikan ganja dicabut bulan depan, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Kamis (12/5/2022).
Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul mengatakan, 1 juta bibit tanaman ganja akan dibagikan mulai Juni, dan masyarakat dapat menanam sebanyak yang mereka suka di rumah mereka.
Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin menandatangani keputusan pada bulan Februari yang secara resmi mengeluarkan ganja dari daftar obat-obatan terlarang. Penggunaan ganja yang diatur secara ketat dilegalkan pada tahun 2018, dengan beberapa pembatasan secara bertahap dilonggarkan sejak saat itu.
Pejabat Thailand berharap industri ganja yang besar akan berkembang, tidak hanya menghasilkan ratusan juta dolar secara langsung setiap tahun, tetapi juga menarik wisatawan asing, yang baru-baru ini mulai kembali dalam jumlah besar setelah sebagian besar absen selama pandemi virus corona.
Ketika keputusan itu akan mulai berlaku pada 9 Juni, kepemilikan dan penggunaan semua bagian tanaman ganja, termasuk bunga dan biji, akan diizinkan.
Namun, konten yang diekstraksi akan tetap tidak legal jika mengandung lebih dari 0,2 persen bahan psikoaktif yang menghasilkan "tinggi", yaitu tetrahydrocannabinol, atau THC.
Anutin pada hari Minggu di halaman Facebook-nya menyatakan bahwa individu tidak perlu lagi memperoleh izin untuk menanam ganja di rumah, selama dinyatakan untuk tujuan pengobatan dan tidak memiliki konten THC di atas batas maksimum legal.
Baca Juga: Thailand Jadi Negara Asia Pertama yang Legalkan Ganja
Pejabat Thailand belum menjelaskan bagaimana kondisi tersebut dapat ditegakkan.
Perusahaan skala besar masih memerlukan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan negara itu untuk membuat produk ganja, yang dianggap digunakan terutama untuk obat-obatan dan bahan tambahan makanan.
Administrasi Makanan dan Obat-obatan FDA Thailand menerima sekitar 4.700 aplikasi pada akhir bulan lalu untuk mendapatkan izin mengimpor, memiliki, menanam, dan memproduksi ganja dan rami, seperti dilaporkan surat kabar Bangkok Post.
Laporan tersebut mengutip seorang pejabat FDA Thailand yang mengatakan produk yang direncanakan untuk produksi termasuk minyak biji rami, suplemen makanan, minuman, saus bumbu, permen jelly dan makanan instan.
Partai Bhumjai Thai Anutin, mitra utama dalam pemerintahan koalisi, berkampanye dalam pemilihan umum 2019 untuk legalisasi produksi ganja, dengan mengatakan itu akan membantu petani negara itu.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.