Kompas TV internasional kompas dunia

Dokter Ini Bebas Setelah 14 Pasiennya Tewas, Diduga Kelebihan Obat Penghilang Rasa Sakit

Kompas.tv - 21 April 2022, 07:08 WIB
dokter-ini-bebas-setelah-14-pasiennya-tewas-diduga-kelebihan-obat-penghilang-rasa-sakit
Mantan dokter Rumah Sakit Mount Carmel William Husel memeluk istrinya, Mariah Baird, setelah dinyatakan tidak bersalah atas 14 dakwaan pembunuhan, Rabu, 20 April 2022 di Columbus, Ohio, Amerika Serikat. Husel diduga terkait dengan kematian 14 pasiennya. Pasien-pasien tersebut diduga mengalami overdosis fentanyl, yaitu obat penghilang rasa sakit. (Sumber: Doral Chenoweth/The Columbus Dispatch via AP)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

OHIO, KOMPAS.TV - Seorang dokter di Ohio, Amerika Serikat (AS) dituduh memesan obat penghilang rasa sakit dalam jumlah berlebihan dan bertanggung jawab atas 14 kematian pasiennya. Namun dalam persidangan Rabu (20/4/2022), dia dibebaskan dari tuduhan pembunuhan setelah menjalani sidang berminggu-minggu.

Dr William Husel, 46, dituduh memesan obat untuk pasien di Mount Carmel. Dia didakwa dalam kasus yang melibatkan setidaknya 500 mikrogram fentanyl, yaitu obat penghilang rasa sakit yang kuat.

Jaksa mengatakan,  memesan dosis seperti itu untuk situasi non-bedah menunjukkan niat untuk mengakhiri hidup. Pengacara Husel berargumen bahwa dia memberikan perawatan yang nyaman bagi pasien yang sekarat, bukan berusaha membunuh mereka.

Hakim Franklin County Michael Holbrook mengatakan kepada juri sebelum dimulainya pertimbangan, bahwa mereka juga dapat mempertimbangkan tuduhan percobaan pembunuhan yang lebih rendah. Mereka berunding selama enam hari.

Baca Juga: Mahasiswa Kedokteran UB Dibunuh Oleh Ayah Tiri Kekasihnya

Husel akan menghadapi hukuman penjara seumur hidup dengan pembebasan bersyarat dalam 15 tahun, jika dia dinyatakan bersalah meski hanya atas satu tuduhan pembunuhan.

Jaksa mengajukan kasus mereka mulai 22 Februari dan menghadirkan 53 saksi penuntut sebelum beristirahat pada 29 Maret. Saksi-saksi itu termasuk ahli medis yang bersaksi bahwa Husel memesan fentanil hingga 20 kali lebih banyak daripada yang diperlukan untuk mengendalikan rasa sakit.

“Husel memberikan cukup fentanil kepada beberapa pasien untuk membunuh seekor gajah,” kata Dr. Wes Ely, seorang dokter dan profesor kedokteran di Universitas Vanderbilt.

Saksi penuntutan lainnya adalah ahli medis, karyawan Rumah Sakit Mount Carmel, penyelidik, dan anggota keluarga dari semua 14 pasien yang meninggal.

Sebaliknya, pengacara pembela Jose Baez hanya memanggil satu saksi, yaitu seorang ahli anestesi. Ahli anastesi tersebut bersaksi bahwa pasien-pasien tersebut meninggal karena kondisi medis mereka dan bukan karena tindakan Husel. 

Baca Juga: Para Dokter Minta Persoalan Terawan & IDI Diselesaikan Secara Ilmiah Bukan Politis - ROSI

Usia pasien yang meninggal berkisar antara 37 hingga 82 tahun. Pasien pertama meninggal pada Mei 2015. Sedangkan tiga pasien terakhir meninggal pada November 2018.

Selama argumen penutup 11 April, David Zeyen, asisten jaksa Franklin County, mengatakan kepada juri bahwa terlepas dari seberapa dekat pasien dengan kematian, adalah ilegal untuk mempercepat prosesnya.

Namun jaksa tidak mendapat bukti untuk mendukung klaim mereka. Dia menyebut Husel sebagai dokter yang luar biasa dan sangat lega karena mimpi buruk telah berakhir.

"Saya sangat sedih William harus melalui ini," kata Baez, pengacara Husel.

Kantor Kejaksaan Franklin County merilis pernyataan singkat yang menyimpulkan, "Kami menerima putusan juri."

Husel dipecat oleh Rumah Sakit Mount Carmel karena telah memesan obat penghilang rasa sakit yang berlebihan untuk sekitar tiga lusin pasien yang meninggal selama beberapa tahun. Dia awalnya didakwa dengan 25 tuduhan pembunuhan, tetapi hakim setuju untuk mengabaikan 11 dari tuduhan itu pada bulan Januari.

Rekan-rekan Husel yang memberikan obat-obatan itu tidak dituntut secara pidana, tetapi rumah sakit mengatakan telah memecat 23 perawat, apoteker, dan manajer setelah penyelidikan internal dan menyimpulkan bahwa para karyawan kemungkinan melakukan tindakan disipliner.

Rumah Sakit Mount Carmel telah mencapai penyelesaian dengan total ganti rugi lebih dari 16,7 juta dollar Amerika  atas kematian sedikitnya 17 pasien. 

Seorang pasien, Melissa Penix, 82 tahun, diberi 2.000 mikrogram fentanil dan meninggal beberapa menit kemudian. John Schweig dari Rumah Sakit Umum Tampa Bay bersaksi untuk kesaksian bahwa penyakit Penix belum mencapai fase terminal.

“Dia adalah seorang pejuang,” kata putri Penix, Bev Leonhard, dari Grove City, menurut The Columbus Dispatch. "Dia tidak pantas mati seperti itu," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x