Kendati begitu, ditemukan sejumlah fakta adanya penggunaan bom tandan ini dalam perang Rusia-Ukraina. The New York Times mengungkap, bom tandan yang jatuh di sebuah desa di Ukraina itu diduga justru digunakan tentara Ukraina sendiri demi mempertahankan wilayahnya dari serbuan Rusia.
Indonesia pun, ternyata pernah membuatnya.
Baca Juga: Demi Pertahankan Wilayah dari Serbuan Rusia, Ukraina Hujani Rakyatnya dengan Bom Tandan
Bom tandan dilarang digunakan dalam peperangan karena daya rusaknya yang tergolong biadab.
Pasalnya, ketika dijatuhkan dari pesawat, sebelum menyentuh tanah, bom tandan akan memecah diri dalam bentuk bom-bom kecil, baru meledak.
Bom tandan ini bisa dijeniskan sebagai bom pembawa bom karena berbentuk tabung dispenser dan di dalamnya berisi ratusan butir bom berbentuk bulat.
Ketika dijatuhkan dan pada ketinggian tertentu memecah diri menjadi ratusan butir bom, area yang dihancurkan jadi demikian luas dan tidak terkendali.
Akibatnya, tidak hanya sasaran militer yang hancur, tetapi juga para penduduk sipil yang sebenarnya tidak menginginkan peperangan.
Baca Juga: Rusia Bantah Gunakan Bom Fosfor di Ukraina
Butiran-butiran bom yang terlontar dari dispenser bom klaster bentuknya bulat seperti bola bisbol dan warnanya menarik.
Terkadang, ada butiran bom yang tidak meledak saat jatuh di tanah. Bom ini kerap diambil oleh anak-anak karena dikira mainan.
Sumber : Intisari
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.