ISS menjadi simbol pengurangan ketegangan pasca-Perang Dingin.
ISS dibagi menjadi dua bagian dengan dukungan kehidupan yang setengahnya berasal dari AS. Sedangkan propulsi, yang membuat laboratorium itu tetap mengambang di luar angkasa dan tak jatuh ke Bumi, berasal dari Rusia.
Rogozin sebelumnya mengatakan, tanggung jawab Rusia di ISS bisa jatuh ke AS atau Eropa jika mereka keluar. Tetapi AS mengatakan akan sulit mengoperasikan laboratorium tersebut sendirian.
“Sanksi dari AS, Kanada, Uni Eropa (UE) dan Jepang bertujuan memblokir aktivitas finansial, ekonomi dan produksi perusahaan teknologi tinggi kami,” cuitnya di Twitter.
“Tujuan dari sanksi adalah membunuh ekonomi Rusia, menjatuhkan rakyat kami ke keputusasaan dan lapar, serta membuat negara kami bertekuk lutut. Jelas mereka tak bisa melakukannya, tetapi keinginannya jelas,” lanjutnya.
Baca Juga: Diplomat China Usul Langkah Akhiri Perang Ukraina: Biden Harus Janji Tak Ada Lagi Ekspansi NATO
Rogozin pun menegaskan. dirinya percaya pemulihan hubungan normal antara mitra di ISS dan proyek bersama lainnya hanya akan mungkin terjadi jika dilakukan pencabutan sanksi secara lengkap dan tanpa syarat.
Rogozin mengungkapkan di Twitter bahwa ia telah menulis kepada masing-masing badan antariksa negara-negara ISS yang berpartisipasi sehubungan sanksi pemerintah masing-masing terhadap Rusia.
Badan-badan antariksa itu, termasuk ESA, imbuh Rogozin, merespons akan menyampaikan masalah ini kepada negara mereka untuk didiskusikan.
“Pada saat ini, ISS bisa saja mati dengan sendirinya,” tulis Rogozin.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.