Kompas TV internasional kompas dunia

Sambut Ramadan, Pemberontak Yaman dan Koalisi Saudi Sepakati Gencatan Senjata 2 Bulan

Kompas.tv - 2 April 2022, 08:47 WIB
sambut-ramadan-pemberontak-yaman-dan-koalisi-saudi-sepakati-gencatan-senjata-2-bulan
Ilustrasi. Petugas memeriksa bekas lokasi serangan udara Arab Saudi yang meledakkan dua rumah di Sanaa, Yaman pada 26 Maret 2022. Pada Jumat (1/4/2022), PBB mengumumkan pemberontak Houthi dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi menyepakati gencatan senjata mulai 1 Ramadan 1443 Hijriyah. (Sumber: Hani Mohammed/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

AMMAN, KOMPAS.TV - Pemberontak Houthi dan koalisi pimpinan Arab Saudi dilaporkan menyepakati gencatan senjata selama dua bulan mulai 1 Ramadan 1443 Hijriyah. Hal tersebut disampaikan oleh utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Yaman, Hans Grundberg.

Sebagaimana diwartakan Associated Press, Grundberg mengumumkan kesepakatan itu dari Amman, Yordania setelah menemui kedua pihak yang berperang secara terpisah, Jumat (1/4/2022). Ia berharap gencatan senjata ini akan diperbarui setelah dua bulan.

PBB sendiri meminta Houthi dan koalisi Arab Saudi untuk menghentikan pertempuran demi menyambut Ramadan sebagaimana yang terjadi beberapa tahun belakangan.

Persetujuan gencatan senjata ini pun dapat menurunkan eskalasi besar yang terjadi beberapa pekan belakangan. Pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, termasuk ke fasilitas minyak jelang balapan F1 di Jeddah pada 27 Maret lalu.

Perang Yaman yang berkobar sejak 2014 sendiri mengalami kebuntuan belakangan ini. Di wilayah Yaman, pertempuran antara pemberontak dengan pemerintah Abdrabbuh Mansur Hadi yang disokong Saudi, buntu di berbagai front.

Baca Juga: Koalisi Saudi Umumkan Gencatan Senjata di Yaman selama Ramadan, tapi Ditolak Kelompok Houthi

Upaya-upaya untuk mencapai perdamaian pun turut buntu.

“Kami tahu kesepakatan seperti ini selalu rapuh,” kata Sekjen PBB Antonio Guterres menanggapi gencatan Houthi-Saudi.

Gencatan senjata di Yaman efektif berlaku sejak Sabtu (2/4) pukul 19.00, yang bertepatan dengan hari pertama bulan Ramadan.

Pasukan koalisi akan membolehkan pengapalan bahan bakar ke kota pelabuhan utama Yaman, Al-Hudaydah dan penerbangan komersial dilanjutkan kembali di ibu kota Sana'a.

Di lain sisi, PBB akan menjembatani perundingan untuk membuka akses jalan di sekitar Taiz dan provinsi lain. Kota Taiz yang sebagian wilayahnya dikuasai pasukan pemerintah, telah diblokade Houthi selama bertahun-tahun.

Houthi dan pemerintah Yaman juga dilaporkan akan berunding untuk membebaskan lebih dari 2.200 tawanan perang, termasuk saudara Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi dan seorang mantan menteri pertahanan.

Juru bicara PBB, Farhan Haq, menyebut kedua pihak sepakat untuk menghentikan semua serangan darat, udara, dan laut di wilayah Yaman atau sekitar perbatasan mulai Ramadan tahun ini.

Sebelum gencatan senjata yang dijembatani PBB ini, Houthi dan Arab Saudi gagal menyepakati perjanjian damai sementara. Sebelumnya, Kerajaan Saudi mengusulkan gencatan senjata sebagai bagian perundingan damai perang Yaman.

Baca Juga: PBB: Sepanjang 2022, 47 Anak Terbunuh atau Terluka Akibat Perang Yaman

Akan tetapi, pemberontak Houthi menolak menghadiri perundingan Saudi karena digelar di wilayah Kerajaan Saudi, bukan di negara netral.

Sebaliknya, pada Sabtu (26/3) pekan lalu, Houthi mengumumkan inisiatif gencatan sendiri dengan menghentikan serangan ke Arab Saudi dan wilayah yang dikuasai pemerintah Yaman selama tiga hari.

Gencatan senjata selama Ramadan ini diharapkan bisa menjadi momentum perdamaian pemberontak Houthi dengan pemerintah Yaman serta koalisi penyokongnya.

Akan tetapi, skeptisisme juga bermunculan mengingat rapuhnya gencatan senjata di Yaman selama ini. Pada 2018, Houthi dan koalisi menyepakati perjanjian damai untuk mengakhiri pertempuran di Al-Hudaydah, tetapi kesepakatan ini gagal mengakhiri perang.

“Harus melalui usaha luar biasa untuk sampai ke sini (gencatan senjata). Namun, perlu usaha yang lebih monumental lagi untuk mengubah kesepakatan ini menjadi realitas,” kata Peter Salisbury, ahli Yaman di International Crisis Group.

Guterres pun berharap Houthi dan Saudi bisa menindaklanjuti gencatan senjata dengan diplomasi hingga mencapai kesepakatan politis yang mengakhiri perang.

“Hari ini harus menjadi awal dari masa depan lebih baik bagi rakyat Yaman,” kata Guterres.

Perang Yaman semakin runyam sejak koalisi Arab Saudi terjun ke medan pada 2015 silam. Sejak meletus, perang ini diperkirakan telah memakan korban lebih dari 150.000 jiwa dan menimbulkan krisis kemanusiaan terparah sedunia.

Baca Juga: Arab Saudi Hantam Sasaran Houthi di Yaman, Balasan atas Serangan ke Depot Minyak Jeddah

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x