Jumlah staf di kedutaan sudah berkurang, dan pejabat Amerika Serikat mengatakan pengurangan lebih lanjut akan mempersulit, dan bahkan hampir mustahil untuk tetap beroperasi.
Biden juga menggunakan pidatonya untuk juga membuat pembelaan yang gencar terhadap demokrasi liberal dan aliansi militer NATO, sambil mengatakan Eropa harus menguatkan diri untuk perjuangan panjang melawan agresi Rusia.
Sebelumnya pada hari itu, ketika Biden bertemu dengan para pengungsi Ukraina, Rusia terus menggempur kota-kota di seluruh Ukraina.
Ledakan terdengar di Lviv, kota besar Ukraina terdekat ke Polandia, tempat pengungsi internal Ukraina berlindung dari berbagai pemboman yang dilakukan militer Rusia.
Upaya Biden meyakinkan pengungsi dan menyerukan persatuan Barat kontras dengan pemandangan dramatis api dan asap hitam yang mengepul begitu dekat perbatasan Polandia, pemandangan menggelegar lainnya dalam perang.
Baca Juga: Biden: Rusia Harus Dikeluarkan dari G20, Bila Indonesia Tidak Setuju, Ukraina Perlu Diundang
Dalam apa yang disebut Gedung Putih sebagai pidato utama, Biden berbicara di dalam Istana Kerajaan, salah satu landmark terkenal Warsawa yang rusak parah selama Perang II.
Dia meminjam kata-kata Paus Yohanes Paulus II kelahiran Polandia dan mengutip pembangkang Polandia anti-komunis dan mantan presiden, Lech Walesa, ketika dia memperingatkan invasi Putin ke Ukraina mengancam akan membawa “perang selama beberapa dekade.”
“Dalam pertempuran ini, kita harus memiliki pandangan yang jernih. Pertempuran ini juga tidak akan dimenangkan dalam beberapa hari, atau bulan,” kata Biden.
Kerumunan yang menghadiri pidato Biden sekitar 1.000 orang termasuk beberapa pengungsi Ukraina yang melarikan diri ke Polandia dan tempat lain di tengah invasi brutal.
“Kita harus berkomitmen sekarang, untuk berada dalam pertarungan ini untuk jangka panjang,” kata Biden.
Biden juga menegur Putin atas klaimnya bahwa invasi itu berusaha untuk de-Nazifikasi Ukraina.
Presiden Ukraina. Volodymyr Zelensky adalah orang Yahudi dan keluarga ayahnya meninggal dalam Holocaust.
Baca Juga: Biden Sebut Xi Jinping Mengerti Konsekuensi Jika China Bantu Rusia di Ukraina
“Putin punya nyali untuk mengatakan dia mende-Nazifikasi Ukraina. Itu tipu saja," kata Biden.
“Itu hanya sinis. Dia tahu itu dan itu juga cabul.”
Biden juga mencoba mengaitkan invasi dengan sejarah penindasan brutal bekas Uni Soviet, termasuk operasi militer pasca-Perang Dunia II untuk membasmi gerakan pro-demokrasi di Hongaria, Polandia, dan Cekoslowakia.
Biden membela aliansi NATO yang beranggotakan 27 negara, yang menurut Moskow semakin menjadi ancaman bagi keamanan Rusia.
Biden mencatat NATO berupaya berbulan-bulan melalui saluran diplomatik untuk mencoba menghadang invasi Rusia.
Perang menyebabkan Amerika Serikat meningkatkan kehadiran militernya di Polandia dan Eropa Timur, sementara negara-negara Nordik seperti Finlandia dan Swedia sekarang mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO.
“Kremlin ingin menggambarkan perluasan NATO sebagai proyek kekaisaran yang bertujuan untuk mengacaukan Rusia, padahal NATO adalah aliansi pertahanan yang tidak pernah mengejar kehancuran Rusia," tandas Biden.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.