Pilot disebut tidak melaporkan gangguan atau informasi lain sebelum kecelakaan terjadi. Menurut laporan Associated Press, pesawat ini berhenti mentransmisikan data 96 detik setelah mulai jatuh.
Baca Juga: Kecelakaan China Eastern Airlines: Dompet dan KTP Ditemukan, tapi Tak Ada Penyintas
Sejauh ini, belum ada dugaan yang cukup kuat mengenai penyebab kecelakaan. Wang Yanan, ahli penerbangan asal China, menyebut dugaan pilot sengaja menabrakkan pesawat kemungkinannya kecil.
Kepada CGTN, Wang menyebut “perilaku terakhir pesawat” mengindikasikan bahwa pilot kehilangan kontrol atas pesawat yang dikemudikannya.
Di lain sisi, Boeing 737-800 China Eastern Airlines yang langsung jatuh menukik juga tak lazim. Menurut Wang, dalam keadaan normal, jika mesin pesawat mati, pesawat harusnya bisa melayang untuk sementara waktu dan memberi pilot kesempatan untuk memutuskan langkah darurat.
Sementara itu, seorang ahli yang dikutip Beijing News secara anonim mengakui bahwa jatuhnya pesawat China Eastern Airlines “abnormal”. Namun, ia menyebut tidak ada bukti bahwa pesawat itu menderita disintegrasi di udara.
Wang Yanan pun menegaskan, pencarian kotak hitam penting untuk keperluan investigasi kecelakaan. Namun, ia khawatir kotak hitam tersebut rusak akibat kebakaran.
“Apabila data di kotak hitam itu selamat dan komplet, kita bisa tahu apa yang terjadi dengan pesawat itu dan dalam kondisi apa dia terbang. Itu mungkin memberi tahu kita apa tepatnya penyebab tragedi ini,” kata Wang.
Investigasi kecelakaan pesawat sendiri bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun karena perlu mengumpulkan debris-debris yang rusak parah dan memeriksa faktor-faktor teknis yang khusus.
Baca Juga: Info Sementara KJRI Guangzhou, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI dalam Pesawat China Easter yang Jatuh
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.