Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China dianggap tidak secara tegas mendukung atau menentang konflik Rusia-Ukraina.
Namun, China menentang sanksi sejumlah negara terhadap Rusia sebagai konsekuensi dari operasi militernya di Ukraina.
Bahkan hubungan dagang dan ekonomi China dengan Rusia, juga Ukraina, berlangsung normal hingga saat ini.
Baca Juga: China Menyatakan Berdiri di Sisi Sejarah yang Benar Soal Konflik Rusia dan Ukraina, kata Menlu China
Pada forum yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) China Le Yucheng, Sabtu (19/3/2022), mengatakan sanksi Amerika Serikat dan Barat terhadap Rusia atas masalah Ukraina sungguh sudah keterlaluan.
Seperti dilansir Straits Times dari laporan Reuters, Minggu (20/3/2022), Le juga mengakui sudut pandang Moskow tentang NATO.
Menurutnya, NATO seharusnya tidak melakukan ekspansi lebih jauh ke timur Eropa, yang membuat kekuatan nuklir seperti Rusia "terpojok" sehingga harus mengambil tindakan.
China belum mengutuk tindakan Rusia di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi, meskipun telah menyatakan keprihatinan mendalam karena situasi harus sampai pada titik peperangan.
Beijing juga menentang sanksi ekonomi terhadap Rusia atas tindakannya terhadap Ukraina, yang menurut Beijing sepihak dan tidak disahkan oleh Dewan Keamanan PBB.
"Sanksi terhadap Rusia semakin keterlaluan," kata Le di sebuah forum keamanan di Beijing, menambahkan warga Rusia kehilangan aset luar negeri "tanpa alasan".
"Sejarah membuktikan berkali-kali, sanksi tidak dapat menyelesaikan masalah. Sanksi hanya akan merugikan rakyat biasa, berdampak pada sistem ekonomi dan keuangan... dan memperburuk ekonomi global."
Sumber : Antara/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.