LONDON, KOMPAS.TV- Miliarder Rusia, Andrei Melnichenko, mengingatkan ancaman krisis pangan jika perang Rusia-Ukraina dilanjutkan. Pasalnya, akibat kondisi geopolitik itu harga pupuk meroket sehingga banyak petani tidak mampu membelinya.
Mengutip dari Antara, Selasa (15/3/2022), Melnichenko adalah pendiri EuroChem, salah satu produsen pupuk terbesar Rusia, yang pindah ke Zug, Swiss, pada tahun 2015. EucoChem juga merupakan salah satu dari 5 produsen pupuk terbesar di dunia.
Ia juga merupakan pemilik SUEK, produsen batu bara utama Rusia. Melnichenko juga salah satu pengusaha yang ikut terkena sanksi Uni Eropa. Sejumlah asetnya di luar Rusia dibekukan.
Seperti beberapa pengusaha terkaya Rusia lainnya, yakni Mikhail Fridman, Pyotr Aven dan Oleg Deripaska, Melnichenko juga ikut menyuarakan perdamaian.
Baca Juga: Penasihat Presiden Ukraina: Kesepakatan dengan Rusia Paling Cepat 1-2 Minggu, Paling Lambat Mei
Namun sampai saat ini Presiden Vladimir Putin tetap ingin melanjutkan perang, ia menyebut perang itu sebagai operasi militer khusus untuk membersihkan Ukraina dari nasionalis dan Nazi yang berbahaya.
"Peristiwa di Ukraina benar-benar tragis. Kami sangat membutuhkan perdamaian. Salah satu korban krisis ini adalah pertanian dan pangan," kata Melnichenko.
Rantai pasokan makanan yang sudah terganggu oleh COVID-19 kini semakin tertekan.
"Sekarang ini akan menyebabkan inflasi pangan yang lebih tinggi di Eropa dan kemungkinan kekurangan pangan di negara-negara termiskin di dunia," ujarnya.
Baca Juga: Hentikan Bisnis di Rusia, Mercedes-Benz Khawatir Asetnya Diambil Putin
Kekhawatiran Melnichenko ini berdasarkan pernyatan Putin pada Kamis lalu (3/3/2022). Putin menyatakan harga pangan akan naik secara global karena melonjaknya harga pupuk.
Rusia merupakan penyumbang 13 persen pasokan pupuk dunia. Namun negara Barat sepertinya akan melarang ekspor pupuk dari Rusia.
Kementerian perdagangan dan industri Rusia mengatakan kepada produsen pupuk negara itu untuk menghentikan sementara ekspor awal bulan ini.
Hal itu juga sudah membuat PBB memberi peringatan. PBB mengungkapkan harga pangan dan pakan internasional dapat naik hingga 20 persen sebagai akibat dari konflik di Ukraina, yang memicu lonjakan kekurangan gizi global.
Baca Juga: Ibu Hamil Korban Bom Rusia di RS Mariupol Ukraina Meninggal Dunia, Bayi Lahir Tanpa Nyawa
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.