BRUSSELS, KOMPAS.TV - Uni Eropa hari Senin, (14/3/2022) mengumumkan sanksi baru kepada Rusia, dalam upaya menghukum Moskow atas invasinya ke Ukraina, seperti dilaporkan Associated Press, Selasa, (15/3/2022).
Prancis, yang memegang kursi kepresidenan UE, mengatakan Uni Eropa “dalam konsultasi dengan mitra internasional, menyetujui paket sanksi keempat yang menargetkan individu dan entitas yang terlibat dalam agresi terhadap Ukraina, serta beberapa sektor ekonomi Rusia.”
Kepresidenan Prancis mengatakan dalam sebuah pernyataan Uni Eropa juga menyetujui sebuah deklarasi kepada Organisasi Perdagangan Dunia WTO “tentang menangguhkan penerapan klausa negara yang paling disukai untuk Rusia dan menangguhkan pemeriksaan aplikasi Belarus masuk menjadi anggota WTO.”
Jika Rusia ditangguhkan, perusahaannya tidak akan lagi menerima perlakuan khusus di seluruh Uni Eropa.
Pengumuman itu sejalan dengan apa yang diumumkan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan puncak Versailles Jumat lalu, bahwa paket sanksi yang ketat akan datang jika Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina.
Rincian pasti dari paket sanksi terbaru hanya akan diketahui setelah dipublikasikan di jurnal resmi Uni Eropa.
Sejak perang dimulai bulan lalu, Uni Eropa telah menerapkan langkah-langkah keras yang menargetkan Presiden Rusia Vladimir Putin, sistem keuangan Rusia dan oligarki Rusia.
Baca Juga: Pejabat Uni Eropa: Janji Barat Beri Ukraina Keanggotaan NATO adalah Kesalahan
Pekan lalu, negara-negara blok itu setuju menjatuhkan sanksi lebih lanjut pada 160 orang dan menambahkan pembatasan baru pada ekspor perangkat navigasi maritim dan teknologi komunikasi radio.
Uni Eropa juga memutuskan untuk mengecualikan tiga bank Belarusia dari SWIFT, sistem dominan untuk transaksi keuangan global.
Secara keseluruhan, tindakan pembatasan Uni Eropa sekarang berlaku untuk total 862 individu dan 53 entitas.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan setelah KTT Uni Eropa, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan paket sanksi keempat akan semakin mengisolasi Rusia “dan menguras sumber daya yang digunakannya untuk membiayai perang biadab ini.”
Dia mengatakan Uni Eropa akan bekerja sama dengan negara-negara Kelompok Tujuh untuk meningkatkan tekanan terhadap Moskow.
Upaya untuk menyepakati boikot minyak terhadap Rusia rumit, karena beberapa negara Uni Eropa, termasuk Jerman dan Italia, jauh lebih bergantung daripada negara lain pada energi Rusia.
Di antara negara-negara Uni Eropa, Polandia mendapatkan 67 persen minyaknya dari Rusia sementara Irlandia hanya menerima 5%.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.