NEW YORK, KOMPAS.TV - Dewan Keamanan (DK) PBB bersidang pada Jumat (11/3/1011) atas permintaan Rusia, membahas dugaan "aktivitas biologi militer Amerika Serikat di Ukraina." Tuduhan tersebut telah dibantah keras oleh pemerintahan Joe Biden, seperti dilaporkan Associated Press, Jumat.
"Ini persis seperti upaya tipu-tipu (false-flag) yang kami sebelumnya peringatkan Rusia mungkin lakukan untuk membenarkan serangan senjata biologi atau kimia," kata Olivia Dalton, juru bicara Misi Amerika Serikat untuk PBB, Kamis (10/3/2022) malam.
“Kami tidak akan membiarkan Rusia mengompor-ngompori dunia, atau menggunakan Dewan Keamanan PBB sebagai tempat untuk mempromosikan disinformasi mereka,” tukas Dalton.
Permintaan Rusia itu diumumkan dalam cuitan Kamis sore oleh wakil pertama duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, menyusul bantahan sengit Amerika Serikat (AS) atas tuduhan Rusia bahwa Ukraina menjalankan laboratorium kimia dan biologi yang dikendalikan Washington.
Menanggapi tuduhan minggu ini oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, yang menurut AS adalah tuduhan tanpa bukti, sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki, mengeluarkan peringatan publik pada Rabu (9/3/2022) bahwa Rusia mungkin menggunakan senjata kimia atau biologi terhadap Ukraina, tetangga yang telah diserbunya.
Psaki menyebut klaim Rusia “tidak masuk akal” dan mencuit, “Ini semua taktik yang jelas oleh Rusia untuk mencoba membenarkan serangan yang direncanakan, tidak beralasan, dan tidak dapat dibenarkan lebih lanjut terhadap Ukraina.”
Baca Juga: Jaringan Laboratorium Biologi Ukraina di Bawah Kendali Pentagon Diungkap Rusia, Lalu Saling Tuding
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy membantah tuduhan Rusia bahwa Ukraina bersiap untuk menyerang dengan senjata kimia atau biologi. Seperti Psaki, dia mengatakan tuduhan itu sendiri adalah pertanda buruk.
“Itu sangat mengkhawatirkan saya karena kami sering kali diyakinkan bahwa jika Anda ingin mengetahui rencana Rusia, caranya adalah mengetahui apa yang Rusia tuduhkan kepada orang lain,” katanya Kamis malam dalam pidato malamnya kepada rakyat Ukraina.
“Saya orang yang masuk akal. Presiden negara yang masuk akal dari rakyat yang masuk akal. Saya ayah dari dua anak,” katanya.
“Dan tidak ada bahan kimia atau senjata pemusnah massal lainnya yang dikembangkan di tanah saya. Seluruh dunia tahu ini.”
Sekretaris pers Pentagon, John Kirby, pada Rabu menyebut klaim Rusia sebagai "sekelompok omong kosong belaka."
Dalton mengatakan “Rusia memiliki sejarah yang terdokumentasi dengan baik dalam menggunakan senjata kimia dan lama mempertahankan program senjata biologis yang melanggar hukum internasional” serta memiliki “rekam jejak yang salah menuduh Barat atas pelanggaran yang dilakukan oleh Rusia sendiri. "
Dmitry Chumakov, wakil duta besar Rusia lainnya untuk PBB, Rabu, mengulangi tuduhan itu, dan mendesak media Barat untuk meliput “berita tentang laboratorium biologi rahasia di Ukraina.”
Sebuah cuitan Kementerian Pertahanan Rusia, setelah cuitan Polyansky yang menyerukan pertemuan DK PBB, merujuk pada "pemberitahuan tentang hasil analisis dokumen yang terkait dengan aktivitas biologis militer Amerika Serikat di wilayah Ukraina."
Baca Juga: China Desak AS Jelaskan Detail Lab Biologis di Ukraina, Kedutaan Buka Suara
PBB mengumumkan, Kamis malam, bahwa pertemuan akan berlangsung pada pukul 10.00 EST tetapi kemudian mendorongnya menjadi pukul 11.00 EST.
Kepala pelucutan senjata PBB, Izumi Nakamitsu, dan kepala politik PBB, Rosemary DiCarlo, dijadwalkan untuk memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, Kamis, menegaskan kembali apa yang dia katakan pada Rabu, bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang bekerja dengan pemerintah Ukraina, "mengatakan mereka tidak mengetahui aktivitas apa pun di pihak pemerintah Ukraina yang tidak konsisten dengan kewajiban perjanjian internasionalnya, termasuk pada senjata kimia atau senjata biologi.”
AS selama berbulan-bulan memperingatkan tentang operasi "tipu-tipu" Rusia, menciptakan dalih untuk melakukan invasi.
Peringatan Gedung Putih, dan pernyataan Dalton pada Kamis, memberi kesan bahwa Rusia mungkin berusaha menciptakan dalih untuk lebih memanaskan konflik yang sudah berlangsung selama dua minggu, karena gerak ofensif Rusia melambat akibat perlawanan Ukraina yang lebih kuat dari yang diperkirakan.
Sebagian masyarakat internasional bertahun-tahun menuding Rusia menggunakan senjata kimia dalam upaya pembunuhan terhadap musuh Putin seperti Alexey Navalny, yang sekarang berada di penjara Rusia, dan mantan mata-mata Sergei Skripal, yang tinggal di Inggris.
Rusia juga mendukung pemerintahan Bashar Al Assad di Suriah, yang dituding menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya dalam perang saudara selama 11 tahun.
DK PBB, Kamis, dalam pertemuan bulanan dengan kepala pelucutan senjata, Nakamitsu, tentang senjata kimia Suriah, mengkritik pemerintah Suriah karena berulang kali menolak menjawab pertanyaan tentang program senjata kimia dan mendesak pemerintahan Assad untuk melakukannya.
Baca Juga: Rusia Klaim Temukan Jejak Program Militer Biologis di Ukraina yang Dibiayai A
Juni lalu, kepala pengawas senjata kimia internasional, Fernando Arias, mengatakan para ahlinya menyelidiki 77 tuduhan terhadap Suriah dan menyimpulkan dalam 17 kasus, senjata kimia berkemungkinan besar atau pasti digunakan.
Nakamitsu mengakhiri pernyataannya pada Kamis dengan mengatakan, "Penggunaan senjata kimia adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan penghinaan terhadap kemanusiaan kita bersama."
“Kita perlu tetap waspada untuk memastikan senjata-senjata mengerikan itu tidak pernah digunakan lagi, dan dimusnahkan, tidak hanya di Suriah, tetapi di mana-mana,” katanya.
Wakil duta besar AS, Richard Mills, mengatakan, sayangnya Suriah mendapat bantuan di Dewan Keamanan dari sekutunya, Rusia, yang katanya “berulang kali menyebarkan disinformasi mengenai penggunaan senjata kimia yang berulang di Suriah.”
"Seluruh dusta yang dilemparkan Rusia akhir-akhir ini untuk membenarkan penyerbuan yang sudah direncanakan terhadap Ukraina dan tidak dapat dibenarkan, mestinya bisa menjelaskan secara terang benderang bahwa Rusia juga tidak dapat dipercaya bila berbicara tentang penggunaan senjata kimia di Suriah," kata Mills.
Wakil duta besar Inggris, James Kariuki, mengatakan kepada Dewan Keamanan seraya menuding Rusia dengan “kesamaan” antara tindakan Rusia di Ukraina, yaitu “mengepung kota-kota, membunuh warga sipil tanpa pandang bulu, memaksa jutaan orang melarikan diri untuk mencari keselamatan” dan tindakannya di Suriah “jelas."
Sumber : Kompas TV / Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.