KIEV, KOMPAS.TV – Pemimpin Ukraina mengecam serangan pasukan Rusia yang menyasar kawasan padat penduduk sebagai aksi teror terang-terangan. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan bahwa jika Rusia tidak dibuat 'membayar' invasi yang dilakukannya, agresi tak akan berhenti di satu negara saja.
“Tak akan ada seorang pun yang memaafkan (ini). Tak ada seorang pun yang akan melupakan (ini),” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji, menyusul serangan berdarah di pusat kota Kharkiv, kota terbesar kedua, dan pengeboman di sebuah menara TV di Kiev pada Selasa (1/3/2022). Ia menyebut serangan itu sebagai ‘teror terang-terangan’ dan kejahatan perang.
Baca Juga: Ukraina Minta Indonesia Bersuara Lantang Kecam Invasi Rusia: Dukunglah Kami!
Sementara itu, melansir Associated Press pada Rabu (2/3), Biden memperingatkan bahwa jika invasi Rusia tidak segera dihentikan, serangan akan meluas.
“Sepanjang sejarah kami, kami telah mempelajari pelajaran ini: saat diktator tak membayar harga atas agresi mereka, mereka akan menyebabkan lebih banyak kekacauan,” ujar Biden dalam pidato kenegaraan pertamanya kepada Kongres di Gedung Capitol, Washington, AS, Selasa (1/3).
“Mereka terus bergerak. Dan 'harga' serta ancaman terhadap Amerika dan dunia terus meningkat,” kata Biden.
Baca Juga: Visa dan Mastercard Blokir Sejumlah Lembaga Keuangan Rusia
Selagi Biden berpidato, konvoi tank dan kendaraan militer Rusia sepanjang 64 km perlahan mendekati Kiev, ibu kota berpenduduk hampir 3 juta orang.
Rusia juga menggempur kota-kota lain, termasuk pelabuhan strategis Odesa dan Mariupol di selatan.
Memasuki hari ketujuh serangan pada Rabu (2/3), Rusia makin terisolasi akibat beragam sanksi yang membuat perekonomiannya berada dalam kekacauan. Rusia juga kini tak punya teman, kecuali sejumlah negara seperti China, Belarusia dan Korea Utara.
Perang berkecamuk, korban pun terus berjatuhan. Sedikitnya 660.000 orang telah mengungsi meninggalkan Ukraina, dan ratusan ribu lainnya berlindung di bunker-bunker bawah tanah.
Baca Juga: Kritisi Kremlin, Stasiun Radio Rusia Dihentikan Penyiarannya
Jumlah korban jiwa diperkirakan terus meningkat. PBB mencatat 136 kematian warga sipil.
Sementara, sumber intelijen Barat memperkirakan sekitar 5.000 tentara Rusia tertangkap atau tewas dalam perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II itu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.