Kompas TV internasional kompas dunia

Situasi di Ukraina Disebut Masih Kondusif, RI Belum Berencana Evakuasi

Kompas.tv - 14 Februari 2022, 06:05 WIB
situasi-di-ukraina-disebut-masih-kondusif-ri-belum-berencana-evakuasi
Ilustrasi. Bendera Ukraina dan Rusia berkibar di depan gedung Kedutaan Rusia di Kyiv, Sabtu (12/2/2022). Kemlu RI menyebut situasi di Ukraina masih relatif kondusif bagi WNI yang ada di sana. (Sumber: Andrew Kravchenko/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Luar Negeri RI mengaku belum berencana mengevakuasi WNI di Ukraina sehubungan eskalasi konflik dengan Rusia. Walaupun peringatan kemungkinan perang oleh Barat semakin gencar, situasi di Ukraina disebut masih kondusif.

“Berdasarkan observasi Perwakilan RI di Kyiv situasi saat ini relatif masih kondusif bagi WNI yang berada di Ukraina,” kata Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemlu Judha Nugraha kepada Kompas TV, Minggu (13/2/2022) malam.

“Namun tentunya, KBRI terus melakukan observasi dari waktu ke waktu dan juga berkomunikasi dengan WNI yang saat ini berada di Ukraina,” ujarnya.

Saat ini terdapat 148 WNI yang terdata di Ukraina. Mayoritas berada di ibu kota Kyiv dan Odessa.

Belakangan ini, Barat semakin gencar memperingatkan potensi serbuan Rusia ke Ukraina. Pejabat-pejabat Amerika Serikat (AS) secara terbuka menyebut Kremlin kemungkinan memerintahkan invasi “sebentar lagi”.

Sejumlah negara pun mulai meminta warganya meninggalkan Ukraina, di antaranya adalah AS, Inggris Raya, Jerman, dan Italia.

AS dan Australia sendiri mengevakuasi staf kedutaan di Kyiv akhir pekan ini. AS mengirim jajaran staf ke negara asal sedangkan Australia mengalihkan kedutaan ke Lviv, kota dekat perbatasan Polandia.

Baca Juga: Khawatir Invasi Rusia, AS Evakuasi ‘Hampir Seluruh’ Staf Kedutaan dari Ukraina

Terkait eskalasi situasi di Ukraina, Judha menyebut KBRI Kyiv selalu memantau perkembangan politik dan keamanan demi kepentingan WNI.

“Kemlu terus menjalin komunikasi intensif dangan KBRI Kyiv dan perwakilan RI terdekat seperti KBRI Warsawa dan KBRI Moskow. Pertemuan virtual telah dilaksanakan untuk memutakhirkan rencana kontijensi sesuai perkembangan terakhir,” kata Judha.

Kemlu RI disebut belum berencana melakukan evakuasi staf kedutaan dan WNI di Ukraina. Namun, jika diperlukan, otoritas terkait telah menyusul rencana kontingensi untuk melakukannya.

“Hingga saat ini belum ada rencana evakuasi, namun KBRI telah menyampaikan imbauan agar WNI tetap waspada, mengikuti arahan otoritas setempat dan terus menjalin komunikasi dengan KBRI,”  kata Judha.

Presiden Ukraina: Jangan panik

Baik Rusia ataupun Ukraina gencar menggelar latihan perang seiring buntunya negosiasi antara kedua pihak. Namun, Presiden Volodymyr Zelensky memastikan jajarannya siap menjaga stabilitas dalam negeri.

“Kami tidak takut siapa pun, jangan panik, semuanya terkontrol,” kata Zelensky sebagaimana dikutip media Ukraina, Interfax, Sabtu (12/2).

Sejak 10 Februari, militer Ukraina menggelar latihan perang yang melibatkan unit drone dan persenjataan anti-kendaraan lapis baja. Latihan itu rencananya akan digelar hingga 20 Februari.

Sebaliknya, Rusia juga menggelar latihan besar bersama Belarusia. Puluhan ribu pasukan disebut terlibat dalam latihan itu.

Rusia sendiri mengonsentrasikan sekitar 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina. Konsentrasi tersebut termasuk peralatan tempur seperti peluru kendali dan kapal amfibi.

Baca Juga: Intel AS Prediksi Rusia Serang Ukraina Rabu Pekan Depan, Dimulai Serangan Udara dan Tembakan Rudal

Per 6 Februari 2022, AS menyebut intelijen mereka melaporkan bahwa Rusia telah menerjunkan 70% kekuatan militer yang diperlukan untuk invasi berskala besar.

Konsentrasi kekuatan militer Rusia membuat AS meyakini Kremlin bisa menyerang “kapan saja”. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan penasihat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan memperkirakan Rusia bisa menyerang sebelum Olimpiade Beijing berakhir pada 20 Februari.

Di lain sisi, Kremlin membantah peringatan perang AS yang semakin gencar. Moskow menyebut Barat terlalu “histeris” terkait ancaman perang.

“Histeria telah mencapai puncaknya,” kata penasihat keamanan Kremlin, Yury Ushakov, Sabtu (12/2).

Ukraina sendiri telah mempersiapkan militer untuk mengantisipasi serbuan. Relawan sipil juga dilatih untuk bersiap apabila pertempuran terjadi.

Baca Juga: Krisis Ukraina-Rusia Memanas, Warga Tenang-Tenang Saja


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x