MAPUTO, KOMPAS.TV - Korban tewas akibat badai yang melanda tiga negara Afrika selatan naik menjadi 77 orang hari Kamis (27/1/2022) ketika tim darurat berjuang untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak dan membantu puluhan ribu korban.
Membawa hujan sangat deras, Badai Tropis Ana menyapu Madagaskar hari Senin kemarin, sebelum menyapu Mozambik dan Malawi.
Petugas penyelamat dan pihak berwenang di tiga negara masih mengukur tingkat kerusakan akibat sapuan badai tersebut.
Madagaskar telah melaporkan 48 kematian, dengan 18 lainnya tewas di Mozambik dan 11 di Malawi. Sisa-sisa badai telah melewati Zimbabwe, tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan di sana.
Puluhan ribu rumah rusak di tiga negara yang paling terpukul. Beberapa runtuh dihantam hujan lebat, menjebak korban di reruntuhan puing-puing rumah mereka
Banjir bandang akibat meluapnya sungai menghanyutkan jembatan dan menenggelamkan ladang, ternak dan menghancurkan mata pencaharian keluarga wilayah pedesaan.
Baca Juga: Korban Jiwa dalam Kericuhan di Stadion Piala Afrika Bertambah Jadi 8 Orang, Anak 14 Tahun Tewas
Di Madagaskar, 130.000 orang pergi mengungsi meninggalkan rumah mereka. Di ibu kota Antananarivo, sekolah dan pusat kebugaran diubah menjadi tempat penampungan darurat.
"Kami hanya membawa barang-barang kami yang paling penting," kata Berthine Razafiarisoa, yang berlindung di gym bersama keluarganya yang terdiri dari 10 orang, seperti dilansir Straits Times.
Di Mozambik utara dan tengah, Badai Tropis Ana menghancurkan 10.000 rumah, lusinan sekolah dan rumah sakit, sambil meruntuhkan rangkaian tiang listrik.
Layanan cuaca Mozambik memperingatkan bahwa badai lain, bernama Batsirai, telah terbentuk di atas Samudra Hindia dan akan mendarat dalam beberapa hari mendatang.
Ini "mungkin berkembang menjadi badai tropis yang parah dalam beberapa hari ke depan," kata PBB dalam sebuah pernyataan.
Hingga enam siklon tropis diperkirakan terjadi sebelum musim hujan berakhir pada bulan Maret.
Baca Juga: Banjir Bandang di Meksiko Imbas Badai Tropis Eta, Indonesia Kirim Bantuan
"Situasinya sangat memprihatinkan" dan "kerentanan sangat, sangat tinggi", kata koordinator residen PBB di Mozambik Myrta Kaulard.
"Tantangannya sangat besar, dan ekstrem," katanya, mencatat badai menghantam wilayah "yang (sebelumnya) sudah sangat rentan" dan masih berusaha pulih dari topan Idai dan Kenneth yang melanda wilayah itu pada 2019.
"Mozambik menanggapi krisis kompleks di utara yang menyebabkan beban tambahan sangat besar pada anggaran negara dan pada rakyatnya," kata Kaulard. "Selain itu, ada juga Covid-19."
Di negara tetangga Malawi, pemerintah mengumumkan keadaan bencana alam.
Sebagian besar wilayah negara itu kehilangan pasokan listrik di awal minggu, setelah banjir melanda stasiun pembangkit.
Listrik dipulihkan pada hari Kamis di beberapa bagian negara itu, tetapi beberapa bagian dari jaringan listrik hancur.
"Prioritas kami sekarang adalah memulihkan listrik ke fasilitas kesehatan, sistem distribusi pengolahan air dan sekolah," kata perusahaan listrik nasional dalam sebuah pernyataan.
Afrika Selatan, dan khususnya Mozambik, telah berulang kali dihantam badai yang menghancurkan dalam beberapa tahun terakhir.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.