WELLINGTON, KOMPAS.TV - Selandia Baru telah mengirimkan pesawat ke Tonga untuk mengakses kerusakan setelah letusan gunung api besar dan tsunami di negara itu.
Abu dari letusan tersebut telah menutupi kepulauan Pasifik.
Selain itu, listrik dan alat komunikasi di Tonga juga mati.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Murah (IRFC) diperkirakan hingga 80.000 orang akan terdampak bencana tersebut.
Baca Juga: Ilmuwan: Letusan Gunung Bawah Laut Tonga Terjadi Seribu Tahun Sekali
Seperti dikutip dari BBC, Senin (17/1/2022), Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan tsunami telah menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Sejauh ini diperkirakan tak ada kematian.
Informasi masih langka, tetapi Selandia Baru dan Australia mengirimkan penerbangan untuk mengawasi dan menilai tingkat kerusakan.
Pasukan Pertahanan Selandia Baru mencuitkan bahwa pesawat telah pergi untuk membantu dan menilai dampak awal di area itu dan di pulau-pulau dataran rendah.
Katie Greenwood dari IFRC di Fiji mengatakan pertolongan saat ini sangat dibutuhkan.
“Kami memperkirakan hingga 80.000 orang di Tonga terdampak baik karena letusan gunung api, atau karena gelombang tsunami dan genangan akibat tsunami,” ujarnya.
“Ini jelas mengagetkan masyarakat, jadi kami mengungkapkan kekhawatiran untuk pulau terluar dan kami ingin mendengarnya dari masyarakat,” katanya.
Gunung Api Tonga yang berada di bawah air dan dekat dari negara kepulauan itu meletus, Sabtu (15/1/2022).
Letusan itu menyebarkan asap ke angkasa dan memberikan peringatan gelombang setinggi 1,2 meter mencapai Tonga.
Baca Juga: Palang Merah: Suara Letusan Gunung Laut Tonga Terdengar hingga Fiji, Bunyinya Seperti Meriam
Ledakan kerasnya bahkan terdengar hingga Selandia Baru, sejauh 2.383km dari Tonga.
Menurutr Ardern, abu vulkanik dilaporkan telah mengontaminasi persediaan air, dan membuat air bersih sangat vital diperlukan.
Ardern juga mengatakan di beberapa tempat di negara kepulauan itu listrik telah mulai dipulihkan.
Ponsel juga sudah mulai bisa berfungsi lagi, tetapi situasi di sejumlah area pesisir masih belum diketahui.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.