JAKARTA, KOMPAS.TV - Ilmuwan ahli vulkanologi mengungkapkan bahwa letusan dahsyat gunun berapi bawah laut Tonga terjadi seribu tahun sekali.
Letusan gunung bawah laut yang terjadi di dekat Tonga tersebut memicu gempa bumi berkekuatan 7,4 dan gelombang tsunami yang menerjang pantai pulau Pasifik.
Abu dari letusan tersebut membuat Tonga tertutup abu dan sulit untuk mendapatkan bantuan.
Bahkan saking dahsyatnya letusan tersebut, satelit bisa menangkap dengan jelas video terjadinya letusan dari luar angkasa.
Already iconic satellite imagery of the eruption of Hunga Tonga–Hunga Ha apai.
— Dakota Smith (@weatherdak) January 15, 2022
Unlike anything we've ever witnessed with modern satellites. pic.twitter.com/4WadhEYVa6
Tsunami yang kemudian menghantam Tonga membuat negara kepulauan tersebut tidak dapat dihubungi karena sambungan telepon dan internet terputus pada Minggu (16/1/2022).
Hingga kini, belum diketahui apakah ada korban jiwa akibat bencana tersebut di Tonga.
Letusan besar gunung bawah laut yang terjadi di sekitar Tonga itu menurut Profesor Shane Cronin, dari Universitas Auckland merupakan kejadian yang langka.
Cronin yang merupakan ilmuwan ahli dalam letusan gunung Tonga itu mengatakan bahwa tragedi tersebut hanya terjadi tiap seribu tahun sekali.
"Ini adalah salah satu ledakan besar yang bisa dihasilkan gunung berapi kira-kira setiap seribu tahun," tulisnya dalam The Conversation dikutip dari Daily Mail.
Baca Juga: Palang Merah: Suara Letusan Gunung Laut Tonga Terdengar hingga Fiji, Bunyinya Seperti Meriam
'Kita bisa berada dalam kerusuhan vulkanik besar selama beberapa minggu atau bahkan bertahun-tahun dari gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai," imbuh Profesor Cronin.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, letusan gunung laut Tonga itu juga berimbas ke berbagai negara seperti di Jepang, Australia, Selandia Baru hingga Amerika Serikat.
Dampak juga dilaporkan di Peru di mana dua wanita tenggelam di daerah bagian utara ketika gelombang setinggi dua meter menghantam sebuah truk dan menyeretnya ke laut di pantai Naylamp, Lambayeque.
Awan abu besar yang menutupi Tonga masih menghalangi penerbangan pengawasan dari Selandia Baru untuk menilai tingkat kerusakan di negara kepulauan itu.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan letusan itu 'sangat memprihatinkan' dan berbagai lembaga masih berusaha untuk menjalin komunikasi penuh dengan Tonga.
Salah satu faktor yang memperumit upaya bantuan internasional adalah bahwa Tonga sejauh ini berhasil menghindari wabah Covid-19.
Ardern mengatakan staf militer Selandia Baru semuanya telah divaksinasi sepenuhnya dan bersedia mengikuti protokol apa pun yang ditetapkan oleh Tonga.
Perhatian langsung di Tonga adalah keamanan udara dan air karena abu dan asap.
Pemerintah Selandia Baru telah meminta masyarakat untuk memakai masker dan menggunakan air minum kemasan untuk saat ini.
Baca Juga: Tentang Gunung Berapi Bawah Laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, Letusannya Sebabkan Tsunami
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.