JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah Indonesia kemungkinan akan kembali mengizinkan ekspor batu bara mulai Selasa (11/1/2022). Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Marinvest Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (10/1/2022).
Straits Times melaporkan, meningkatnya tekanan pada Indonesia sebagai eksportir batu bara termal terbesar dunia menjadi pemicu untuk mengakhiri larangan yang diberlakukan pada Tahun Baru itu.
Penangguhan ekspor batu bara, yang terjadi setelah perusahaan listrik negara PLN melaporkan tingkat persediaan bahan bakar yang sangat rendah, membuat harga batu bara global melonjak lebih tinggi minggu lalu.
Hal itu mendorong Jepang, Korea Selatan, dan Filipina mendesak Indonesia untuk menghentikan larangan tersebut.
"Akhir hari ini atau besok kami bisa melepas beberapa kapal besar berisi batu bara," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam wawancara dengan CNBC seperti dikutip Straits Times, Senin.
Menteri Energi Arifin Tasrif sebelumnya pada hari yang sama mengatakan kepada Menteri Industri Jepang Koichi Hagiuda, ia berharap Indonesia dapat mengambil keputusan dalam beberapa hari mendatang.
Hagiuda mengatakan bahwa perusahaan Jepang menginginkan kejelasan dari Indonesia.
"Juga ada beberapa kapal Jepang yang sudah memuat (batubara), sehingga perlu waktu untuk melakukan penyesuaian," katanya, seraya menambahkan, "Kami meminta Anda setidaknya mengizinkan kapal-kapal itu berangkat ke Jepang."
Kedutaan Besar Jepang di Jakarta pekan lalu meminta Indonesia untuk mengecualikan larangan batu bara kalori tinggi, yang tidak digunakan oleh pembangkit listrik dalam negeri.
Baca Juga: Soal Larangan Ekspor Batu Bara, Luhut: Sekarang Kita Mulai Longgarkan
Meskipun pihak berwenang mengatakan darurat pasokan batu bara di PLN sudah terselesaikan, pemerintah menyebut bahwa masalah lain perlu ditangani sebelum mencabut larangan tersebut.
Diskusi diperkirakan akan dilanjutkan pada Senin, dengan fokus pada masalah logistik, kata pejabat sektor batu bara Indonesia seperti dilaporkan Straits Times.
Sumber : Kompas TV/Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.