ISLAMABAD, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan tidak punya pilihan selain meninggalkan Kabul ketika Ibu Kota Afghanistan tersebut diserang Taliban.
Dalam wawancara dengan BBC, Kamis (30/12/2021), ia mengatakan bahwa seorang penasihat hanya memberinya waktu selama beberapa menit untuk memutuskan meninggalkan Kabul.
Dalam wawancara ini, dia juga membantah tuduhan yang tersebar luas bahwa dia meninggalkan Afghanistan dengan membawa uang curian.
Setelah diberitahu oleh penasihat keamanan nasionalnya Hamdullah Mohib bahwa pasukan perlindungan pribadinya tidak mampu membelanya, Ghani mengatakan dia memutuskan untuk pergi.
Baca Juga: Nasib Afghanistan Kemungkinan Berbeda jika Presiden Ashraf Ghani Tidak Kabur
Menurut Ghani, dia bahkan tidak yakin akan dibawa ke mana, bahkan setelah berada di helikopter dan bersiap-siap lepas landas.
Ghani tidak membahas keruntuhan militer Afghanistan yang cepat dalam minggu-minggu menjelang pengambilalihan Taliban, tetapi dia menyalahkan perjanjian yang telah ditandatangani Amerika Serikat dengan Taliban pada tahun 2020 atas keruntuhan pemerintahannya.
Perjanjian itu menetapkan kondisi untuk penarikan terakhir pasukan AS dan NATO yang tersisa yang mengakhiri perang terpanjang Amerika.
Perjanjian itu juga menyatakan akan memberikan pembebasan pada 5.000 tahanan Taliban, yang menurut Ghani memperkuat kekuatan pemberontak.
Kepergian Ghani yang tiba-tiba dan rahasia pada 15 Agustus membuat kota itu kehilangan kemudi.
“Pada pagi hari itu, saya tidak punya firasat bahwa pada sore hari saya akan pergi,” kata Ghani kepada radio BBC.
Baca Juga: Pembicaraan Telepon Joe Biden dan Ashraf Ghani sebelum Afghanistan Direbut Taliban Bocor, Ini Isinya
Sumber : Associated Press, BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.