WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pengakuan menyeramkan diungkapkan oleh mantan prajurit perempuan Korea Utara yang kabur dari rezim Kim Jong-un.
Ia mengungkapkan prajurit perempuan Korea Utara mengalami kelaparan, pelecehan seksual hingga aborsi tanpa dibius.
Mantan prajurit Korea Utara, yang menggunakan nama Jennifer Kim, mengatakan para tentara perempuan harus menggunakan penutup kaki yang basah sebagai pembalut.
Mereka juga menangguh hukuman penyiksaan kolektif yang kejam dan tidak biasa.
Baca Juga: Kim Jong-Un Perintahkan Rakyat Korea Utara Memberikan Kepercayaan Penuh Kepadanya
Salah satu hukumannya adalah mencelupkan tangan ke dalam air yang diingin, kemudian digantung pada sebatang besi yang membeku di telapak tangan.
Hal itu menyebabkan dagingnya sobek saat dilepaskan.
Dikutip dari Daily Mail, Jennifer mengungkapkan sekitar 70 persen perempuan di tentara Korea Utara telah menjadi korban penyerangan dan pelecehan seksual, termasuk dirinya.
Jennifer mengungkapkan secara naluriah ia tahu apa yang akan terjadi ketika seorang penasihat politik memerintahkan untuk ke kantornya.
“Jika saya menolak permintaannya, saya tak akan menjadi anggota Partai Buruh Korea,” tuturnya.
“Jika saya kembali ke masyarakat tanpa bergabung dengan partai, saya akan dicap sebagai anak bermasalah dan akan distigmatisasi seumur hidup,” kata dia.
Menurutnya hal itu akan membuatnya tak akan mendapat pekerjaan yang bagus dan menimbulkan masalah saat akan menikah.
“Apa yang bisa saya pilih? Pada akhirnya, ia menyerang saya secara seksual,” katanya.
Bertahan hidup dengan tak lebih dari tiga sampai empat sendok jagung sehari, Jennifer sangat kekurangan gizi sehingga menstruasi hanya datang setiap empat hingga enam bulan sekali.
Baca Juga: Tak Mempan Diancam, Rusia Malah Tambah Pasukan di Perbatasan Ukraina
Tetapi hal itu tak mencegahnya hamil.
“Setelah beberapa saat saya merasakan perubahan aneh di tubuh, jadi saya memberitahu penasihat politik tentang kondisi fisik saya,” ujarnya.
Saat itu, sang penasihat politik berkata kepadanya untuk pergi ke kantor medis militer pada pukul 10 malam.
“Saya pergi ke kantor medis militer seperti yang ia katakan. Ahli bedah militer telah menunggu saya. Ia melakukan aborsi kepada saya tanpa dibius,” lanjutnya.
Mantan tentara itu mengungkapkan pengalaman yang mengerikannya kepada Komite Hak Asasi Manusia Korea Utara (HRNK).
Ia juga mengungkapkan bagaimana selama beberapa tahun bertugas di militer, ia hanya mengungkapkan empat pembalut.
Ia mengatakan rekannya biasa memberikannya kain kasa, yang biasa digunakan untuk membalut luka.
Kain kasa itu harus dicuci dan digunakan kembali.
Baca Juga: Disalahkan karena Telat Merespons Omicron, Biden Membantah: Kami Tidak Gagal
Selain itu ia juga menggunakan pelindung kaki yang dicuci dan digunakan kembali sebagai pembalut, tapi tak akan benar-benar kering di barak yang tak bisa dipanaskan, jadi dipakai dalam keadaan basah.
Selain itu hukuman sangat aneh akan dijatuhkan ke seluruh kelompok, bahkan jika hanya satu orang yang dianggap melakukan kesalahan.
Jennifer yang kini tinggal di AS, mengakui bahwa ia masih dihantui rasa kesakitan dari dagingnya yang robek dari tangannya saat ia dilepaskan dari tiang besi.
“Saya masih merasa sakit saat memikirkannya, dan kelaparan tak pernah jauh. Saya menghitung biji jangung saat makan, sehingga membuatnya bisa dimakan lebih lama,” katanya.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.