TOKYO, KOMPAS.TV- Manajemen aplikasi pesan instant Line, menyatakan ada kebocoran data pengguna di fitur pembayaran digital milik mereka, Line Pay.
Data pembayaran dari sekitar 130.000 akun pengguna di Jepang dan luar negeri pada aplikasi Line Pay, terekspos di internet selama lebih dari 2 bulan hingga akhir November 2021 lalu.
Mengutip dari Antara, Rabu (8/12/2021), Line Pay mengklaim kebocoran itu terjadi karena perusahaan tidak sengaja mengunggahnya.
Sehingga informasi tersebut bisa dilihat oleh publik mulai 12 September hingga 24 November 2021.
Data yang bocor adalah jumlah pembayaran, tanggal dan waktu transaksi dalam periode diskon besar-besaran yang digelar Line Pay, mulai Desember 2020 hingga April 2021. Namun menurut Line, data nama pengguna, alamat, atau nomor kartu kredit pengguna tetap aman.
Baca Juga: Medsos Buatan Donald Trump, Truth Social, Disuntik Investor Rp17,8 T
"Kami sangat meminta maaf karena menyebabkan masalah dan kekhawatiran besar," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Pihak Line juga mengingatkan penggunanya untuk berhati-hati. Terutama jika mereka menerima pesan mencurigakan yang bisa jadi modus penipuan.
Lantaran data yang bocor tersebut bisa digunakan untuk mengidentifikasi data pribadi pengguna Line, dengan menggunakan analisis khusus.
Walaupun sampai saat ini belum ada dampak negatif yang dilaporkan akibat kebocoran data tersebut. Line Pay adalah aplikasi pembayaran digital yang memungkinkan pengguna untuk saling mengirim uang, melakukan pembelian online, atau membayar di toko dan restoran.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.