JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam Konferensi Khusus ASEAN pada Senin (21/11/2021). Konferensi ini digelar untuk memperingati 30 tahun hubungan ASEAN-China.
Jokowi dibersamai oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi tersebut. Sang presiden menghadirinya secara virtual dari Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dalam konferensi tersebut, Xi Jinping menekankan pentingnya kerja sama dan hendak memperkuat kemitraan dengan negara-negara ASEAN.
Menurut Retno, ASEAN dan China sepakat meningkatkan status kemitraan menjadi comprehensive strategic partnership.
ASEAN dan China hendak memperkuat kerja sama di berbagai bidang, antara lain kesehatan publik, ekonomi kawasan, serta perubahan iklim.
Baca Juga: China Janji Tak akan Risak Kedaulatan Asia Tenggara
Untuk menjalankan kemitraan tersebut, negara-negara ASEAN meminta China menghormati hukum internasional, termasuk dalam sengketa Laut China Selatan.
China selama ini bersengketa dengan negara-negara ASEAN perihal Laut China Selatan. Sejumlah insiden antara kapal China dan negara kawasan juga terjadi di perairan.
Dalam konferensi, Jokowi pun secara tidak langsung menyinggung sengketa perairan ASEAN dengan China. Presiden menegaskan bahwa semua pihak wajib mematuhi hukum internasional.
“Presiden menggarisbawahi bahwa merupakan tanggung jawab semua negara untuk menjadikan kawasan kita damai dan stabil, di mana hukum internasional harus dihormati,” kata Retno menyampaikan pidato Jokowi dalam keterangan persnya.
Baca Juga: Potret Jokowi Tanam Mangrove di Abu Dhabi, Luhut dan Menlu Retno Juga Ikut
“Tanpa perdamaian dan stabilitas, tidak ada kemakmuran,” imbuhnya.
China diminta menghormati hukum internasional yang di antaranya adalah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut dan keputusan arbitrase Den Haag pada 2016. Dua keputusan tersebut menentang klaim China atas Laut China Selatan.
Xi Jinping sendiri berjanji tidak akan menerapkan politik kekuasaan terhadap ASEAN. Sang presiden menjamin China tidak akan merisak kedaulatan negara-negara kawasan.
Xi menekankan bahwa pihaknya menekankan multilateralisme dan mendukung dialog untuk menyelesaikan segala sengketa.
Lebih lanjut, China berkomitmen untuk membantu menjaga keamanan kawasan melalui sektor kesehatan. Beijing akan membantu ASEAN dengan 150 juta dosis vaksin baru dan dana bantuan senilai 5 juta dolar AS.
Konferensi khusus ASEAN-China pun membuahkan pernyataan bersama mengenai langkah strategis dan arah kemitraan ke depannya.
China mendukung sentralitas ASEAN dan realisasi visi komunitas ASEAN 2025.
Selain itu, konferensi ini juga menjanjikan pemajuan kerja sama ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) di empat sektor prioritas, yakni maritim, konektivitas, pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), dan perdagangan investasi.
China merupakan mitra penting negara-negara ASEAN sejak lama. Menurut Jokowi, nilai perdagangan ASEAN-China meningkat 82 kali lipat kurang dari 30 tahun terkini.
Baca Juga: ASEAN Tolak Bos Junta Militer Myanmar Hadir dalam KTT ASEAN dan China
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.