WARSAWA, KOMPAS.TV - Krisis migran di perbatasan Belarusia-Polandia semakin memanas. Pada Selasa (9/11/2021), Warsawa menambah jumlah aparat kepolisian anti huru-hara di perbatasan.
Sebelumnya, sekelompok migran berupaya menembus perbatasan yang dilindungi kawat berduri. Menurut laporan Associated Press, kini terdapat ribuan migran yang terjebak di perbatasan sebelah Belarusia.
Para migran tersebut berupaya memasuki negara-negara Uni Eropa (UE). Namun, mereka terjebak oleh penutupan perbatasan oleh Polandia.
Krisis ini memanas usai Polandia, Lituania, dan Lativa menuduh Belarusia mendorong ribuan migran untuk menyeberang ke negara-negara itu.
UE menuduh konsentrasi migran itu adalah tindakan sengaja oleh presiden otoriter Belarusia, Alexander Lukashenko. Sang presiden dituduh menggunakan migran sebagai bidak “serangan hibrida”.
Baca Juga: Jerman Selamatkan Kapal yang Ditumpangi 800 Migran
Lukashenko dituduh menggunakan migran untuk membalas sanksi yang dijatuhkan UE kepada Belarusia. Minsk disanksi karena menghadapi protes anti-Lukashenko dengan tindakan brutal.
Krisis politik di Belarusia menyusul pemilu 2020 yang dituduh dicurangi oleh Lukashenko. Ribuan orang telah dipenjara oleh rezim sejak protes pemilu tersebut.
Polandia, yang didukung UE, menuduh krisis migran di perbatasan adalah ulah Rusia. Moskow dituding ingin mengganggu negara yang pernah “dikontrol” Uni Soviet tersebut.
“Harus ditekankan bahwa situasi keamanan di perbatasan timur kami sedang dilanggar secara brutal. Ini adalah situasi pertama dalam 30 tahun saat integritas perbatasan kami diuji,” kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki
Polandia sendiri mewaspadai kemungkinan serbuan migran kembali. Per Selasa (9/11) malam waktu setempat, Warsawa menyebut situasi perbatasan cukup tenang.
Sementara itu, Rusia membantah tudingan keterlibatannya dalam krisis migran di perbatasan Belarusia-Polandia. Moskow menuduh bahwa kebijakan Warsawa lah yang menimbulkan krisis.
“Siapakah yang membuat krisis ini, membangun pagar dengan kawat berduri dan mengonsentrasikan tentara di perbatasan?” kata Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vassily Nebenzia.
Baca Juga: Perahu Migran Tenggelam, Tiga Anak dan Satu Perempuan Dewasa Tewas
Nebenzia menambahkan bahwa sejatinya UE semata tidak mau menerima migran. Ia meminta UE dan Polandia berhenti berlagak “tidak bersalah”.
Tuduhan Polandia kepada Belarusia dan Rusia pun diprotes Minsk. Kementerian Pertahanan Belarusia memanggil atase militer Polandia untuk menyampaikan protes.
Belarusia juga menyorot konsentrasi tentara Polandia di perbatasan. Minsk menyebut Warsawa tidak mematuhi aturan internasional yang mensyaratkan pengamat Belarusia diundang untuk pengerahan lebih dari 6.000 pasukan di perbatasan.
Alexander Lukashenko bahkan mengancam bahwa krisis perbatasan bisa berujung konflik terbuka. Berbicara di televisi pemerintah Belarusia, presiden 67 tahun itu mengutuk Polandia dan UE.
Lukashenko memprotes tuduhan “perang hibrida” dari UE, lalu menambahkan, “Dan kamu, keparat, orang-orang gila ingin saya melindungimu dari migran?”.
“Saya khawatir konfrontasi di perbatasan akibat migran bisa berujung pada fase aktif. Ini adalah lahan provokasi. Semua provokasi dimungkinkan,” tambahnya.
Sementara itu, Rusia menyalahkan Barat yang dituduh menyebabkan migrasi dengan perang di Afrika dan Timur Tegah.
Polandia memperkirakan terdapat 3.000 hingga 4.000 migran di perbatasan. Mereka dibuatkan kamp pengungsian sementara dan dilaporkan dalam kondisi memprihatinkan.
Baca Juga: Kecelakaan di Laut Yunani Tewaskan Empat Migran Anak-Anak
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.