BEIJING, KOMPAS.TV – Kementerian Luar Negeri China memperingatkan akan adanya kemungkinan ‘manipulasi politik’ atas penyelidikan organisasi kesehatan dunia (WHO) soal asal-usul virus corona. Kendati begitu, China menyatakan akan mendukung upaya-upaya penyelidikan yang dilakukan WHO.
WHO pada Rabu (13/10/2021) merilis daftar 25 ahli yang diusulkan untuk memberi saran akan pencarian asal usul virus corona. Upaya WHO sebelumnya sempat menuai kecaman lantaran dinilai terlalu lunak pada China, yang menjadi lokasi terdeteksinya kasus Covid-19 pertama pada akhir tahun 2019.
Beijing dituduh menahan data mentah kasus-kasus awal saat dikunjungi tim WHO pada Februari lalu. Sejak itu, China menutup diri akan penyelidikan lanjutan, dan balik menuding Amerika Serikat (AS) dan lainnya tengah memolitisasi masalah itu.
Baca Juga: Petinggi WHO Ungkap Pasien Nol Covid-19 Kemungkinan Terinfeksi Kelelawar di Laboratorium Wuhan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhoa Lijian mengatakan, China akan terus mendukung dan berpartisipasi dalam penelusuran ilmiah global dan dengan tegas menentang segala bentuk manipulasi politik.
“Kami berharap, seluruh pihak terkait, termasuk sekretariat WHO dan kelompok penasihat, akan secara efektif menjunjung tinggi sikap ilmiah yang objektif dan bertanggung jawab,” ujar Zhao, dikutip dari Associated Press, Kamis (14/10/2021).
Beberapa dari para ahli yang diusulkan oleh badan kesehatan PBB itu termasuk dalam tim asli yang sempat mengunjungi kota Wuhan di China tengah untuk menyelidiki asal usul Covid-19.
Baca Juga: Ilmuwan China di Laboratorium Wuhan Peringatkan Varian Covid-19 yang Lebih Mematikan akan Muncul
Temuan tim asli yang dipimpin WHO dinilai tidak meyakinkan, lantaran para ahli merilis laporan yang menyimpulkan bahwa ‘sangat tidak mungkin’ virus corona bocor dari laboratorium Wuhan. Laporan ini memicu kritik dari para ilmuwan luar yang menyebut bahwa teori itu belum diperiksa dengan benar.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kemudian mengakui bahwa terlalu dini untuk mengabaikan teori laboratorium itu.
Beijing berulang kali mempertanyakan apakah virus corona benar-benar berasal dari China, dan menyerukan penyelidikan terhadap laboratorium militer AS tanpa menyediakan bukti solid.
China sendiri telah membasmi kasus penularan lokal Covid-19 melalui kewajiban pemakaian masker, karantina, dan pelacakan dan pengujian massal. Pun, tindakan lockdown ketat yang terkadang dinilai kejam.
Baca Juga: Sebut Ada Staf Lab Wuhan yang Sakit Mirip Covid-19 Sebelum Wabah, AS Tuduh China Kurang Transparan
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.