Pimpinannya, Sirajuddin Haqqani, saat ini menjabat sebagai menteri dalam negeri Afghanistan yang baru di bawah rezim Taliban.
Kabar tetang perpecahan telah menyebar sejak akhir pekan lalu, ketika Baradar menghilang dari publik. Ada spekulasi di media sosial dia mungkin sudah tewas.
Sumber dari Taliban mengatakan bahwa Baradar telah meninggalkan Kabul dan pergi ke kota Kandahar lantaran pertikaian tersebut.
Dalam sebuah rekaman audio yang diduga milik Baradar yang dirilis Senin kemarin, ia mengaku sedang "berjalan-jalan". "Di mana pun saya berada, kami semua baik-baik saja," katanya.
BBC tak bisa memverifikasi rekaman audio yang diunggah di sejumlah situs resmi Taliban.
Akan tetapi perseteruan ini secara resmi dibantah oleh Taliban.
Baca Juga: Diburu Taliban, Pilot Angkatan Udara Afghanistan Mengungsi ke UEA
Taliban menegaskan tak ada perdebatan, dan Baradar aman, meski mereka merilis pernyataan yang bertentangan mengenai apa yang ia lakukan saat ini.
Seorang juru bicara mengatakan Baradar pergi ke Kandahar untuk bertemu dengan pimpinan tertinggi Taliban, tapi kemudian mengatakan bahwa ia "lelah dan ingin beristirahat".
Namun banyak orang Afghanistan merasa punya alasan untuk meragukan kata-kata yang keluar dari kelompok itu.
Taliban menguasai Afghanistan bulan lalu, dan sejak itu menyatakan negara ini sebagai “Imarah Islam".
Kabinet sementara seluruhnya diisi oleh laki-laki, dan terdiri dari tokoh senior Taliban. Sebagian dari mereka terkenal karena serangan terhadap pasukan Amerika Serikat selama dua dekade terakhir.
Sumber BBC mengatakan, bahwa Baradar diperkirakan kembali ke Kabul, dan kemungkinan muncul di depan kamera untuk menyangkal perselisihan yang telah terjadi.
Spekulasi juga muncul terhadap komandan tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada, yang tak pernah muncul ke publik. Dia bertanggung jawab untuk urusan politik, militer dan agama.
Sementara itu, pelaksana tugas menteri luar negeri Afghanistan pada Selasa kemarin menyerukan agar donor internasional kembali menyalurkan bantuan. Namun dia mengingatkan agar komunitas internasional tidak mempolitisasi bantuan tersebut.
Lebih dari satu miliar dolar AS bantuan telah dijanjikan untuk membantu Afghanistan pada Senin kemarin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.