WASHINGTON, KOMPAS.TV — Gedung Putih murka atas tindakan dua anggota Kongres Amerika Serikat (AS) yang terbang ke bandara Kabul tanpa pemberitahuan, di tengah kekacauan upaya evakuasi ribuan orang di sana.
Murka membara itu, kata seorang pejabat AS seperti dilansir Associated Press, Rabu (25/8/2021), lantaran personel Kemenlu dan militer AS di Kabul harus mengalihkan sumber daya demi memberi informasi dan mengamankan kedua anggota Kongres itu. Sementara, misi darurat mereka adalah evakuasi udara secepatnya dan membawa orang sebanyak-banyaknya untuk keluar Afghanistan.
Seth Moulton, anggota kongres asal Partai Demokrat asal Massachussett, dan Peter Meijer, anggota kongres Partai Republik asal Michigan masuk dan keluar Kabul dengan pesawat sewaan dan berada di bandara Kabul selama beberapa jam pada hari Selasa (24/8/2021).
Para pejabat yang mengurus evakuasi mengeluh, perbuatan mereka dapat mengambil jatah kursi yang seharusnya bisa diberikan kepada warga AS atau Afghanistan lainnya untuk keluar dari Afghanistan. Tetapi, kedua anggota Kongres itu berdalih, mereka memastikan pergi dan keluar Afghanistan menggunakan penerbangan dengan kursi kosong.
“Sebagai Anggota Kongres, kami memiliki tugas untuk memberikan pengawasan pada cabang eksekutif,” kata keduanya dalam pernyataan bersama.
“Kami melakukan kunjungan ini secara rahasia, membicarakannya hanya setelah keberangkatan kami, untuk meminimalkan risiko dan gangguan terhadap orang-orang di lapangan, dan karena kami berada di sana untuk mengumpulkan informasi, bukan untuk pamer,” kata dua anggota kongres tersebut.
Baca Juga: Taliban Tutup Jalan Menuju Bandara Kabul Kecuali untuk Warga Asing Keluar dari Afghanistan
Moulton dan Meijer sama-sama veteran militer, dengan latar belakang di wilayah tersebut. Moulton adalah seorang Marinir yang sangat sengit mengkritik Perang Irak, dan sudah beberapa kali bertugas di Irak.
Meijer pernah menjadi pasukan cadangan Angkatan Darat dan kemudian bekerja di Afghanistan di sebuah organisasi non-pemerintah yang memberikan bantuan.
Moulton bertugas di Komite Angkatan Bersenjata DPR dan Meijer di Komite Urusan Luar Negeri DPR.
Tiga pejabat AS yang mengetahui penerbangan itu mengatakan bahwa pejabat Departemen Luar Negeri, Departemen Pertahanan, dan Gedung Putih sangat murka atas insiden itu. Lantaran, kepergian keduanya dilakukan tanpa koordinasi dengan diplomat atau komandan militer yang mengarahkan evakuasi di Bandara Kabul.
Militer AS mengetahui tentang kunjungan itu ketika pesawat mereka mengarah ke Kabul, menurut para pejabat. Para pejabat militer itu mengungkapkan ini dengan syarat anonim karena harus membahas operasi militer yang sedang berlangsung.
Seorang pejabat senior AS mengatakan, pemerintah melihat kunjungan anggota parlemen itu jelas tidak membantu upaya yang ada saat ini di Kabul.
Bahkan, beberapa pejabat militer di Kabul mengatakan, kunjungan itu mengganggu pasukan dan komandan AS di bandara yang berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi ribuan warga AS, Afghanistan dan lainnya secepat mungkin dan sebanyak mungkin, karena mereka menghadapi berbagai risiko, termasuk risiko yang mengancam nyawa.
Baca Juga: Taliban Pamerkan Pasukan Khusus Mereka, Kesatuan Tempur Badri 313
Ketua DPR Nancy Pelosi mengeluarkan pernyataan Selasa malam, merujuk pada keinginan beberapa anggota kongres untuk pergi ke Afghanistan. Pelosi menegaskan, "Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri secara khusus meminta agar Anggota Kongres tidak melakukan perjalanan ke Afghanistan dan wilayah sekitarnya pada saat-saat ini. Pasalnya, memastikan evakuasi yang aman dan tepat waktu dari mereka yang menghadapi risiko keamanan itu perlu fokus dan perhatian penuh dari tim militer dan diplomatik AS di Afghanistan.”
Pentagon berulang kali menyatakan keprihatinan tentang ancaman keamanan di Kabul, termasuk oleh kelompok ISIS.
Selama dua dekade terakhir, anggota Kongres AS memang rutin pergi ke zona perang. Namun, kunjungan mereka biasanya direncanakan lama dan dikoordinasikan dengan pejabat di lapangan untuk memastikan keselamatan mereka.
Presiden Joe Biden hari Selasa mengatakan, dia berpegang pada tenggat waktu 31 Agustus untuk menyelesaikan evakuasi udara yang berisiko untuk menyelamatkan banyak orang agar bisa keluar dari Afghanistan yang dikuasai Taliban.
Kedua anggota kongres itu mengatakan mereka melakukan kunjungan karena ingin “Mendorong presiden untuk memperpanjang tenggat waktu 31 Agustus".
"Setelah berbicara dengan komandan di lapangan dan melihat situasi di sini (Kabul), jelas ini semua karena evakuasi dimulai sangat terlambat, sehingga apa pun yang kita lakukan, kita tidak akan bisa mengevakuasi semua orang tepat waktu, bahkan pada 11 September,” kata kedua anggota Kongres AS itu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.